Lihat ke Halaman Asli

Menghargai Kehidupan

Diperbarui: 18 Oktober 2021   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : pic.idokeren.com

Menghargai Kehidupan

Sabtu ini mengajakku menjadi melankolis
Bukan karena aku sendirian tanpa kawan
Lalu tetiba aku terisak menangis
Merenungkan lakon di panggung kehidupan

Engkau...
Bukanlah kekasih
Tetapi kau kukasihi karena menjadi bagian puzzle kehidupan yang menyerpih

Berbagi ruang di sela rima dan diksi
Dan untaian kata yang keluar dari hati
Hari demi hari tak henti
Seperti hadirnya surya pagi di jalan sunyi

Hingga ketiadaan menyeretmu tiba-tiba
Merenggutmu dengan paksa mengikutinya
Menyisakan rinai air mata
Yang melukis goresan kata sebagai tanda mata

Sekian waktu yang berlalu
Menjajarkan tabah dan ikhlas merelakanmu
Tak semudah itu mengubur rindu
Yang terkadang hadir bertamu

Kemudian...
Simpang siur kisah berhamburan
Menyemburkan kembalimu bukan saja dalam bayangan dan angan
Mencoba menghapus jejak kehilangan di ingatan
Menumbuhkan terputusnya harapan

Tetapi, mengapa semua sekarang tak lagi sama
Hatiku hampa, kesal dan kecewa
Sakit tak tertahankan yang kini terasa
Mematikan bulir-bulir asa di jiwa
Segalanya menjadi berbeda

*****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline