Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Gema dalam Sunyi

Diperbarui: 1 September 2019   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Totok's photo collections.

Gema dalam Sunyi

Malam ini langit sunyi tak berbintang
Angin berhembus di sela kaca jendela mobil yang terbuka
Dengan kecepatan sedang menembus lalu lintas yang cukup ramai...

Malam ini, malam 1 Muharam 1441
Tetiba semesta menyebut namamu kembali
Mengenang kebaikan yang kau torehkan
Sebelum akhirnya kau pergi, entah 'kan kembali...

Mau tak mau kenanganku tertuju padamu jua
Kubisikkan kerinduan orang-orang sepeninggalmu
Kubisikkan lirih kerinduanku jua pada segala tentangmu...

Dan betapa kau menolak ingat
Akan ingatan kami yang masih di sini
Bagimu, tak ada seorangpun yang mengingat tentangmu...

Sungguhkah itu benar... ?
Tak adakah seorangpun yang mengingatmu... ?

Lalu...
Apa yang telah kulakukan ?
Apakah diriku ini ?
Serpihan debu yang hampa
Sapaku serupa sunyi yang tersesat di angkasa
Bisikku tak berarti apapun bagimu
Aku bahkan bukanlah seseorang untuk dirimu...

Apakah aku marah ?
Apakah aku kecewa ?
Apakah aku terluka ?

Mungkin, aku marah...
Mungkin, aku kecewa...
Mungkin, aku terluka...
Atau mungkin, aku tersenyum
Menertawakan diriku sendiri...

Dan seperti hari-hari yang berlalu
Pergi seperti kepergianmu yang entah 'kan kembali
Masih ada rindu yang mengeja
Tatkala semesta menjaga rasa !!!

Hanya saja kau telah menghempasnya...

# 01.09.2019
# written by Dewi Leyly




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline