Lihat ke Halaman Asli

Manusia-manusia 10 April (3)

Diperbarui: 16 April 2019   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi : pixabay.com

1. Men of April 10th yang pertama adalah Bapak Koesmalagita N.P.

Beliau adalah papaku. Ahahaha... Beliau suka menulis singkatan NP alias Nathanael Putra di belakang namanya, untuk mengingatkannya pada almarhum mbah kakung.

Aku sempat ikut-ikutan membuat singkatan KP alias Koesmalagita Putri di belakang namaku saat SD dan papa cuma geleng-geleng kepala melihat betapa panjangnya nama yang kutulis di depan sampul buku tulisku. Dewi Leyly Fibrianti Koesmalagita Putri. Tuh... kan ???

Gara-gara kebiasaan itulah, nama papa yang tertulis di ijazah SD, SMP dan SMU- ku jadi aneh. "Koesmalagita B.Th Nathanael Putra". Walaaah... mana ada singkatan gelar ditulis di tengah-tengah ?! Dan sekali lagi beliau hanya geleng-geleng kepala melihat ijazahku.
"Namaku jadi aneh ya ?!" gumam papa.

Sepanjang kenanganku yang teretas satu persatu, baik buruk penilaian orang lain terhadap beliau, dalam hatiku sungguh bersyukur dan terpatri kuat sebuah pengakuan : He is the best father in this world. My beloved daddy.

Beliau adalah the best ayah, guru, bodyguard, koki, teman, sahabat, superhero dan juga pasienku semasa kuliah dulu. He is my everything.

Aaahhh... kesulitanku dalam mencari pasien gigi dengan kasus protesa sebagian lepasan, terbantu dengan hadirnya beliau, yang bersusah payah berangkat pagi-pagi dari Kediri menuju kota Pahlawan, demi praktikum klinikku di jam 9 pagi.

Baru saja beliau datang, minum sebentar, lalu kuobok-obok mulutnya. Hahaha... Dan itu tak berlangsung satu kali saja. Beberapa kali beliau datang sesuai jadwal praktikum klinikku dan menjadi saksi bisu, bagaimana aku kena semprot oleh dosen Prostodonsia, -pembuat barang palsu (gigi palsu) yang dilegalkan oleh Pemerintah- setiap kali yang kulakukan tidak sesuai dengan standar prosedur kerja.

"Ora popo... (tidak apa-apa). Ayo, semangat lagi !!!" demikian Papa selalu menyemangatiku.

" Nyuwun sewu ya, Pa... (Permisi ya, Pa...)" aku meminta ijin beliau sebelum mulai mengobok-obok mulutnya lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline