Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Rindu Baitullah, Perjalanan Paling Berkesan dalam Hidup

Diperbarui: 6 Mei 2024   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jamaah haji berdoa sebelum memasuki Padang Arafah. Sumber gambar dokumen pribadi.

Perjalanan Haji Tahun 2006/2007

Aku bersyukur diberikan kesempatan oleh Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemberi Karunia untuk menunaikan ibadah haji pada usia 36 tahun. Pada tahun 2006 awal, aku dan suami mendaftar haji reguler dan langsung mendapat nomor kursi. Entahlah kalau sekarang? Sepertinya harus menunggu belasan tahun, subhanallah ...

Perjalanan ibadah haji adalah perjalanan paling berkesan dalam hidupku. Bukan perjalanan biasa dan bukan sekedar jalan-jalan mendatangi sebuah lokasi. Ibadah haji adalah perjalanan fisik dan spiritual. Kunci pembukanya bukan sekedar punya uang atau sehat saja. Sejatinya ini adalah perjalanan atas undangan dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji, barakallah ...

Berjalan kaki menuju Padang Arafah dari Kota Makkah untuk melaksanakan wukuf. Sumber gambar dokumen pribadi.

Aku telah menuliskan pengalaman berjalan kaki ini sebagai tanda bersyukur kepada-Nya. Rasa rindu senantiasa hadir ketika selesai Ramadhan, lalu masuk Syawal dan sebentar lagi akan ada pemberangkatan para jamaah haji dari Indonesia menuju Baitullah.

Artikel lengkapnya ada di sini: Berjalan Kaki ke Mina dan  Padang Arafah Saat Haji

Teman-teman apakah punya destinasi yang selalu membuat rindu? 

Sejauh ini rinduku yang paling membuncah adalah mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bukan hanya begitu berlimpah keberkahan yang Allah hadiahkan untuk hamba-Nya saat beribadah di sana. Tetapi sebagai arsitek, aku juga sangat bersyukur dapat menikmati segala keindahan bentuk arsitektur bangunan masjidnya.

Paling utama aku sangat kagum dengan bangunan Ka'bah atau Baitullah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia ketika menunaikan ibadah shalat. Bangunan yang telah didirikan sejak Nabi Adam, kemudian ditinggikan atau direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Selanjutnya pada masa kenabian Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam  beberapa kali mengalami perbaikan.

Nabi Muhammad saat berusia 30 tahun bersama dengan kaum Quraisy memperbaiki Ka'bah. Beliau mendapat kehormatan untuk mengangkat hajar aswad dan ditempatkan di dinding Ka'bah. Hal ini terjadi karena Beliau mengusulkan pendapat yang sangat bijak agar semua petinggi kabilah dapat memegang ujung kain yang di atasnya ada hajar aswad, sehingga tak ada satu pun yang merasa iri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline