Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Lumpia Basah Legendaris di Kampus ITB

Diperbarui: 4 Maret 2024   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa ITB, bahkan alumninya memberikan rating bintang 5 untuk lumpia basah ini. Sumber gambar dokumen pribadi.

Apa yang menjadi kenangan saat kuliah bagi K-Ners? Ada yang terkesan dengan dosen yang baik hati. Atau teman kuliah yang menjadi teman berumah tangga hingga kini. Pastinya ada juga yang punya kenangan indah dengan sudut-sudut di area kampus yang menyimpan kenangan indah. Nah ... Kali ini aku ingin berbagi pengalaman tentang kuliner favorit saat kuliah.

Aku menempuh kuliah di kampus ITB dan memiliki tempat makan favorit di kantin Masjid Salman. Menunya bervariasi dan harganya terjangkau oleh saku mahasiswa. Beberapa teman alumni perempuan ITB yang tergabung di komunitas ITBMotherhood bercerita bahwa kuliner favoritnya adalah lumpia basah yang dijajakan di depan kampus. Tepatnya berada di seberang gerbang timur yang lurus dengan gedung Labtek IXB Arsitektur. Namun, menurut info terkini, semua pedagang kaki lima dipindahkan ke Jalan Gelap Nyawang karena trotoar di Jalan Ganesha sedang direnovasi.

Mau tahu apa keunikan dari lumpia basah favorit mahasiswa ITB ini?

Lumpia basah ini makanan yang umum ada di berbagai tempat dan tidak asing lagi di lidah masyarakat. Cara membuatnya juga cukup mudah. Menu yang ditawarkan Lumpia basah ITB memiliki berbagai varian rasa. Di antaranya adalah lumpia basah dengan isi irisan daging dengan sosis, ayam, korned, dan masih banyak lagi. Rasa khas lumpiah basah ITB ini terletak pada bumbunya. Ada campuran bawang putih, bawang merah, serta lada putih. Setelah dihaluskan bumbu ini kemudian ditumis bersama telur orak-arik, tauge, manisan bengkoang, serta sambal. 

Harum menyeruak menggugah selera. Aku jadi lapar deh! He3 ...

Diki (45), penjual lumpia basah ITB, menuturkan bahwa ia merintis usaha ini sejak 2013. Oya ... Rasa yang sangat unik dan bikin pelanggan ingin kembali membeli. Adanya rasa manis yang tertutupi oleh rasa asin dan gurih dari bawang putih. Setelah isi dituangkan kemudian kulit lumpia dilipat dan dibungkus menggunakan daun pisang.

Secara keseluruhan, rasa dari lumpia basah ini pedas dan cenderung gurih dengan rasa manis yang pas.

Tauge dan bengkoangnya terasa nikmat di lidah karena proses menumisnya yang tidak terlalu lama. Hhhmmm ... Aku sempat mencicipi satu porsi dan benar apa yang dikatakan teman, "Memang bikin nagih loh, Teh Dewi... Cobain deh!" 

Menurutku kulit lumpia yang dibuat sendiri oleh Diki terasa begitu lembut dengan sensasi manis dari saus gula merah yang dioleskan di atasnya. Oya ... Porsinya cukup besar ya. Kenyang loh makan satu saja. Harganya juga bersahabat sehingga banyak mahasiswa yang berulang membeli. Bila dipelajari dari sisi kandungan gizi, sepertinya memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, dan serat dari sayuran.

Diki mengatakan, "Saya biasanya sehari menjual sebanyak 70 porsi. Bahkan saat akhir pekan bisa mencapai hingga 100 porsi. Alhamdulillah ..." Harga per porsi berkisar dari 12 ribu hingga 20 ribu rupiah.

Gimana K-Ners? Apakah akan mampir membeli lumpia basah ITB saat melancong ke Bandung? Atau ada yang sudah pernah mencicipinya? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline