Ingat lagu Kla Project berjudul Yogyakarta. Ya ... Lirik dan nadanya selalu mengingatkanku akan sebuah kota yang indah. Penuh kenangan. Bikin rindu dan pastinya ada sudut-sudut kota yang menyimpan kenangan. "Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu. Nikmati bersama suasana Yogya." Begitu Katon melantunkannya.
Ajak Teteh Berlibur di Yogyakarta
Jika liburan sekolah pastinya Yogyakarta adalah salah satu destinasi favorit sekaligus utama yang akan dikunjungi. Anakku bungsu, Teteh ternyata sekarang sudah menjadi salah satu penggemar kota yang menyimpan banyak sejarah ini. Sudut kota yang menjadi tempat aku dan Teteh menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas receh tapi bermakna adalah Jalan Malioboro. He3 ... Bisa jadi memang kayaknya hanya terlihat jalan kaki bergandengan tangan sambil ngobrol santai. Cerita lucu yang tercetus begitu saja akan membuat kami tergelak bersama.
Teteh juga suka sekali naik andong. Kendaraan jaman dahulu yang masih banyak di jalan ini untuk para pelancong. Mereka gunakan untuk berkeliling kawasan Keraton dan sekitarnya. Ya ... Aku juga senang sih naik andong. Jadilah kami menyewa andong untuk berkeliling seharga 150 ribu rupiah. Mahal gak ya? He3 ... Agak tidak peduli sih, aku juga tidak menawar. Seru banget ini sepanjang jalan bisa mengambil foto suasana. Lagi-lagi diskusi hal remeh seperti mengapa Sultan otomatis jadi Gubernur DIY? Atau kalau nanti anak perempuan beliau yang menjadi pengganti apakah dibolehkan oleh adat budaya? Entahlah ... Aku dan Teteh cuma ketawa saja ketika mengakhirinya dengan, "Iya ya ... Buat apa mikirin. Kita mah rakyat biasa. Bukan darah biru."
Becak juga menjadi kendaraan unik yang dipilih Teteh ketika berkunjung ke Yogyakarta. Maklumlah di Jakarta sudah tidak ada lagi. Sekarang sudah banyak bentor, alias becak motor. Aku sih masih suka yang bukan bentor. Lagi-lagi ... Ajang ngobrol di becak adalah momen yang seru. Bisa-bisanya kami membahas tentang bagaimana kalau becak menggunakan teknologi listrik atau tenaga matahari. Tidak pakai BBM yang malah nambah polusi.
Oya ... Tidak lengkap kalau berkunjung ke Jalan Malioboro tapi tidak blusukan di Pasar Beringharjo. Ini semacam agenda wajib. Teteh senang sekali berkeliling dari satu lorong ke lorong lain untuk berburu model batik yang sedang trend. Harganya pas di dompetku yang tidak terlalu tebal ha3 ... Teteh berhasil mendapatkan kain lilit jumputan yang unik. Vest dengan desain bolak-balik yang keren. Ada juga tas dari bahan goni yang cantik. Aku malah terpesona dengan berbagai pernak pernik seperti keranjang, hiasan bunga, kalung, gelang, tas tangan, sendal, topi, dan tentu saja wedang uwuh.
Aku memang bukan perempuan yang suka belanja he3 ... Apalagi keluar masuk mal atau toko brand terkenal. Biasanya sih aku belanja itu untuk sesuatu yang dibutuhkan. Sesekali aku pergi ke mal tentu untuk membeli barang yang dibutuhkan. Namun tempat belanja yang paling pas dan selalu menjadi pilihan utama adalah pasar tradisional.
Car Free Night Malioboro
Teteh penasaran dengan sejarah jalan yang sekarang sudah ditata dengan apik. Pedestrian lebar yang nyaman dengan banyak bangku dan pepohonan rindang. PKL juga sudah dikumpulkan di Teras Malioboro. lebih tertib dan menjadikan pejalan kaki memiliki space luas untuk menikmati suasana. Malam hari mulai pukul 18.00 - 22.00 WIB jalan ini di tutup untuk kendaraan bermotor, alias car free night. Ya ... Every night loh! Keren kan ...
Aku mencoba berjalan-jalan di malam hari. Teteh mengajakku menyewa skuter listrik. Waaahhhh ... Seru sekali main skuter malam-malam di tengah jalan dan pedestrian. Meliuk di antara para pengunjung lain. Hi3 ... Harus hati-hati ya jangan sampai menyenggol atau menabrak mereka. Ramainya suasana dengan para pemain musik. Ada juga pedagang makanan, kuliner khas seperti angkringan yang menjadi ciri khas Yogyakarta.
Asyik juga loh berkunjung ke Teras Malioboro pada malam hari. Inilah tempat baru bagi para PKL yang dahulu berdagang di sepanjang trotoar kawasan Malioboro. Tempat ini diresmikan oleh Gubernur DIY pada tanggal 26 Januari 2022 dengan tajuk acara 'Wilujengan'. Gubernur membebaskan biaya operasional di tahun pertama kepada semua PKL, alias ditanggung Pemda DIY. Pada tahun kedua ini semoga Teras Malioboro semakin ramai dan ramah kepada pengunjung. UMKM yang berada di sana juga semakin laris dagangannya dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik.