Tak dapat dipungkiri, Khadijah istri Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam , merupakan sosok yang fenomenal. Bukan saja memiliki perilaku yang mulia, Khadijah juga merupakan sosok yang cerdas dengan ketabahan yang luar biasa.
Aku membeli buku dengan judul Khadijah: True Love Story of Muhammad Saw pada tahun 2016. Seingatku saat itu aku sedang sangat ingin menunaikan ibadah umroh. Mengapa? Entahlah tetiba saja aku merasa butuh perjalanan spiritual. Setelah sepuluh tahun yang lalu menunaikan ibadah haji, rasanya jiwa ini harus di-recharge. Kemudian aku berusaha untuk menabung dan berharap bisa mengajak anakku bungsu, Teteh diusianya nanti yang ke-10, atau saat dia selesai mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz dan selesai menghafalkan juz 30.
Kebetulan buku ini memang diterbitkan pada bulan November. Benar sekali ... Bulan kelahiran aku dan Teteh. Sungguh luar biasa.
Review Buku Khadijah
Penulis buku setebal 366 halaman ini adalah Abdul Mun'im Muhammad Umar. Beliau menuliskan kata persembahan yang unik, yaitu: "Saya persembahkan buku ini kepada Rasulullah saw. Pamungkas para nabi dan para rasul saw. Pembawa risalah langit yang berisi kabar gembira tentang akidah dan tauhid. Penyatu seluruh penduduk bumi. Rasul yang membawa kebaikan dan kedamaian di semesta, Muhammad bin Abdullah."
Menjelajah untaian kata dalam buku-buku ini akan menguatkan kita sebagai perempuan yang telah diberi keutamaan oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.
Buku yang diterbitkan oleh Cordoba memiliki isi yang sangat komprehensif. Dari mulai pernikahan Muhammad dan Khadijah, rumah tangga mereka, risalah kenabian, fase awal penyebaran Islam, dan dakwah secara terbuka. Selanjutnya penulis menyampaikan juga pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, konflik yang terus memanas, pertarungan terbuka, boikot dan pemutusan hubungan. Tentu saja ada bagian yang menjelaskan tentang akhir perjuangan yang mulia, keistimewaan-keistimewaan Khadijah, serta keturunan yang semerbak.
Nama Khadijah binti Khuwailid tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Sejarah mencatat seorang saudagar sukses dari suku Quraisy yang menjunjung kejujuran dalam menjalani usahanya. Setelah menikah dengan Muhammad lalu Beliau mendapat risalah kenabian, Khadijahlah orang yang selalu berada di samping Muhammad. Bukan saja untuk menyokong dakwah, melainkan juga menjadi tempat untuk menguatkan diri menghadapi tantangan masyarakat saat itu.
Khadijah tidak pernah mengeluh. Begitu total -totalitas pengabdian Khadijah akan dakwah Rasulullah pun menjadi tak tertandingi. Inilah cinta sejati Rasulullah ...
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab 33: 56).
Pernikahan Khadijah dan Muhammad dilandasi kesetiaan. Rasa bahagia dinikmati bersama, suka duka pun dijalani dan diatasi berdua. Saling memaafkan kesalahan dan saling menghargai kesetiaan. Sungguh pasangan yang pantas menjadi penghuni surga. Pertanyaannya, apakah kita sudah meneladani hal tersebut? Kesetiaan dalam pernikahan apakah juga dijunjung tinggi? Saling memaafkan ... Apalagi siapa kita? Ya ... Kita hanya manusia biasa yang pastinya tak luput dari kesalahan dan dosa.