Teringat masa kecil di Kuningan bersama Aki dan Eni saat Ramadhan. Sebelum tidur, Aki senang sekali bercerita tentang kekonyolan Si Kabayan. Pasti ceritanya lucu sekali dan membuat aku beserta para sepupu ketagihan.
Mengapa Si Kabayan? Menurut Aki cerita humor Si Kabayan ini memang sangat populer di Tatar Sunda. Nah ... Para cucu yang tinggal di Jakarta harus kenal dengan budaya Sunda. Malah Eni pernah bilang sedih sekali ternyata cucu-cucunya tidak fasih berbahasa Sunda.
Siapakah Si Kabayan? Dia adalah seorang lelaki di tanah Pasundan pada masa lampau. Si Kabayan adalah lelaki pemalas namun memiliki banyak akal. Meski akalnya itu kerap digunakannya untuk mendukung kemalasannya. Nyi Iteung adalah nama istrinya yang seringkali merasa sebal dengan perilaku suaminya itu.
Cerita Si Kabayan Mencari Tutut di Sawah
Pada suatu hari Si Kabayan disuruh mertuanya untuk mengambil siput-siput sawah. Seperti biasa ia melakukannya dengan malas-malasan. Setibanya di sawah, ia tidak segera mengambil siput-siput (tutut-tutut) sawah yang banyak terdapat di sawah itu, melainkan hanya duduk-duduk di pematang sawah.
Lama sekali Si Kabayan yang ditunggu mertuanya di rumah tidak kembali. Mertua Si Kabayan pun menyusul ke sawah. Ya ampun ... Terperanjatlah ia mendapati Si Kabayan hanya duduk di pematang sawah. "Kabayan! Apa yang engkau lakukan? Mengapa kamu tidak turun ke sawah dan mengambil tutut-tutut itu?"
"Abah ... Aku tuh takut sekali ketika mau turun ke sawah. Lihat deh! Sawah ini sangat dalam. Tuuuhhh ... Dalam sekali kan? Hingga langit pun terlihat di dalamnya," jawab Si Kabayan.
Mertua Si Kabayan menjadi gemas dan tentu saja geram dengan alasan Si Kabayan. Didorongnya tubuh Si Kabayan hingga menantunya itu terjatuh ke sawah.
Mau tahu apa reaksi Si Kabayan? Dia hanya tersenyum-senyum sendiri seolah tidak bersalah. "Eeehhh ... Da deet ya Bah? Abah ternyata sawah ini dangkal ya?" katanya dengan senyum menyebalkannya. Dia pun lantas mengambil tutut-tutut yang banyak terdapat di sawah itu.
Cerita Nangka Menghanyutkan Nangka di Sungai
Kali ini Si Kabayan di suruh mengambil nangka oleh mertuanaya, "Yang tua ngambil nangkanya yah, Kabayan!"
Pergilah Si Kabayan seperti biasa dengan ogah-ogahan ke kebun dengan membawa golok untuk mengambil nangka. Setelah sampai di kebun, ia menengok kanan-kiri mencari buah nangka yang besar. Akhirnya ia menemukan nangka yang sudah tua dan besar sekali.
"Waaahhh ... Ini buah pasti disukai Abah," batin Si Kabayan sambil senyum-senyum. Diambillah buah nangka tersebut, setelah diangkat beratnya gak ketulungan. Kabayan: "Aduuhhh berat sekali ini nangka. Kumaha ya gak bakalan ke angkat nih buah nangkanya."