Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Film Kartini yang Religius

Diperbarui: 5 April 2023   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartini adalah sebuah film drama biografi Indonesia dari tokoh perjuangan emansipasi perempuan Indonesia. Jarang orang tahu, bahwa film besutan sutradara Hanung Bramatyo menyuguhkan sisi religius Kartini.

Kartini dan Al-Qur'an

Kartini dikenal memiliki semangat belajar yang tinggi. Karena semangat Kartini dalam mempelajari isi Al-Qur'an, Kyai Sholeh Darat dari Semarang selalu memberikan pretilan (tulisan tangan dengan satu dua lembar kertas) kepada Kartini. Dari situlah Kartini mulai belajar huruf Arab Pegon. 

Belajar bahasa Arab bukanlah hal sulit bagi Kartini yang cerdas dan tekun. Sebab ia juga dikenal sebagai wanita Jawa yang menguasai bahasa Belanda, Perancis, dan Inggris. Kartini pun menjadi santri kalong kesayangan Kyai Sholeh Darat. Kartini sangat kritis, maka tidak aneh jika pada usia 12 tahun ia sendiri mengatakan sudah berani melawan penjajah.

Pada awal belajar Al-Qur'an, Kartini mengaku hampa. Sebab, ia hanya belajar mengeja dan membaca, sementara isi kandungan Al-Qur'an tidak dapat diserap. Ia mengibaratkan bahwa belajar Al-Qur'an dengan model demikian akan menjadikan orang Islam tidak mengetahui mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya. Ketika meminta gurunya mengartikan Al-Qur'an, justru Kartini dimarahi.

Kartini pun gelisah. Ia berontak karena merasa belum sempurna Islamnya jika belum tahu isi Al-Qur'an. Kartini, dengan segenap kecintaannya kepada Islam dan terdorong upaya kandungan kitab suci, menghadirkan terjemahan Alquran dalam Bahasa Jawa ke lingkungan bangsawan Jawa. Tugas yang tidak bisa diselesaikannya, karena Kyai Soleh Darat - yang menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Jawa - wafat sebelum menyelesaikan tugas mulianya.

Sejak membaca karya Kyai Sholeh Darat tersebut, pandangan Kartini mulai islami. Dalam arti, dia mulai meninggalkan kecenderungan liberal, yang tidak lain arahan para mentornya dari Belanda. Kartini menjadi seorang yang religius. Masyaallah ...

Ucapannya yang terkenal, "Dari Gelap Terbitlah Terang", merupakan pemahaman Kartini akan ayat ke-257  surah Al-Baqarah, yang artinya "Orang-orang beriman dibimbing Allah dari kegelapan menuju cahaya." Kartini sangat tersentuh akan kalimat dari firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi tersebut.

Kita sebagai umat Islam pada era kekinian, patutlah untuk memanjatkan syukur atas limpahan kemudahan dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Betapa sangat besar nikmatnya kita sekarang bisa membaca Al-Qur'an yang telah disertai terjemahannya dalam berbagai bahasa. Kita bisa mempelajari tafsirnya dari para ulama. Bahkan kini banyak sekali kajian ilmiah terkait Al-Qur'an dengan media daring, baik Instagram, Youtube, Facebook, TikTok, dan blog.

Teteh bersiap menonton film Kartini di bulan April 2017. Dokumen pribadi.

Kesan Teteh Terhadap Film Kartini

Teteh, anakku bungsu ikut menikmati sajian film Kartini diusianya yang baru 10 tahun. Film ini menampilkan artis Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran Kartini dan Christine Hakim sebagai pemeran ibu kandung Kartini yang bernama Ngasirah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline