Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Perilaku Cerminan Rasa Tak Aman

Diperbarui: 6 Februari 2023   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergaul dengan teman sebaya dapat meningkatkan kecerdasan sosial anak. (dokpri)

Bila kita perhatikan perilaku anak yang mencerminkan rasa tak aman, tak boleh kita biarkan. Sebagai orang tua tentu ingin anak-anak merasa aman dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. 

Ada tiga perilaku yang khas tersebut, yaitu fobia, hipersensitif, dan pemalu.

Mari kita simak penjelasannya lebih terperinci.

Fobia dapat disebabkan oleh pengalaman traumatis, kemarahan yang diproyeksikan, mengendalikan orang lain, temperamen dasar, melemahkan kondisi fisik atau psikologi, pola asuh permisif, reaksi atas suasana, celaan dan makian, perlakuan keras dan banyak tuntutan, konflik dalam keluarga, pembicaraan di rumah yang membebani, dan meniru.

Pernah melihat anak yang begitu ketakutan dan histeris ketika melihat kecoa misalnya. Bisa jadi anak pernah mengalami hal traumtis terhadap binatang itu seperti ditakut-takuti. Ada juga anak yang diperlakukan keras dengan hukuman di kamar mandi yang dikunci, bisa jadi ia akan fobia terhadap kamar mandi yang terkunci hingga menjerit-jerit. 

Ada beberapa hal yang bisa lakukan untuk mencegah fobia di antaranya persiapkan anak menghadapi stres, bersikap empati dan mendukung, hadapkan anak secara bertahap dan sejak dini pada situasi yang menakutkan, nyatakan dan berbagilah secara terbuka tentang keprihatinan orang tua, beri teladan bagaimana bersikap tenang, percaya diri, dan optimis.

Bila sudah terjadi apa yang harus dilakukan sebagai cara penanganannya. Orang tua bisa mengurangi kepekaan dan membiasakan tidak takut, mengamati contoh, berilah imbalan atas keberanian, berbicara kepada diri sendiri, relaksasi, dan meditasi.

Sedangkan hipersensitif dapat disebabkan oleh anak yang merasa tidak mampu, harapan yang tidak realitistis, mengontrol orang lain, dan faktor bawaan. Orang tua dapat melakukan pencegahan dengan cara membangun toleransi anak, ajarkan berpikir relatif, menjadi model bagi anak, dan perkuat perasaan mampu,

Pengangan untuk hipersensitif adalah ajarkan konfrontasi ide, ajarkan anak untuk memecahkan masalah, latih anak untuk berbicara pada diri sendiri, beri perlakuan khusus bagi yang peka sejak lahir.

Nah ... Jika anak kita pemalu bisa jadi disebabkan merasa tidak aman, karena terlalu dilindungi, kurang perhatian, terlalu sering dikritik, sering diolok, inkonsistensi, banyak dihukum, sadar bahwa diri pemalu, temperamen dan hambatan fisik, orang tua sebagai model. Adapun pencegahannya dengan cara dorong dan beri anak pujian bila ia bersosialisasi, dorong anak untuk bersikap wajar, doronglah perkembangan kemampuan dan keterampilannya, sediakan atmosfir yang mampu menerima ia apa adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline