Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Problema Perilaku Anak Yang Perlu Dipahami Orangtua

Diperbarui: 21 Juni 2024   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beri jalan keluar supaya anak mandiri dan bertanggung jawab. Dokumen pribadi

Belajar menjadi konselor untuk mengatasi problema anak sehari-hari bisa juga dilakukan oleh orang tua tanpa harus menjadi seorang psikolog. Penting mengetahui perilaku anak kita sendiri, penyebabnya, pencegahan, dan penanganan jika hal tersebut terjadi.

Bila belum berhasil barulah kita bisa meminta bantuan profesional.

Yuk! Simak kategori perilaku tak matang pada anak, di antaranya adalah hiperaktif, terlalu tergantung, rentang perhatian pendek, tidak terampil, dan egois.

Hiperaktif disebabkan oleh temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, mal fungsi otak, epilepsi, keracunan, dan gizi. Bagaimana mencegahnya? Sediakan lingkungan yang sehat, memilih metode melahirkan alami, selaraskan stimulasi, ajarkan kegiatan yang bertujuan, mengamati model dan menjadi model, manfaatkan kata-kata. Jika sudah terjadi, kita bisa melakukan penanganan seperti beri dorongan verbal, terapkan sistem kontrak atau koin (misalnya hadiah, hukuman, hadiah khusus), jelaskan harapan. lakukan persiapan, sediakan lingkungan yang teratur, belajar mengamati, terapi fisik, metode self talk, mencatat prestasi dukungan keluarga, dan metode profesional.

Terlalu tergantung disebabkan penguatan dari orang tua, rasa bersalah, sikap orang tua yang permisif, perhatian atau kekuasaan, berpusat pada diri sendiri, dan perasaan diabaikan. Bagaimana pencegahannya? Kita bisa belajar membuat keputusan, beri dukungan, jangan menguasai, bersedia mendengarkan, dan jangan memanjakan. Lakukan beberapa hal berikut jika sudah terlanjur anak terlalu tergantung, yaitu bersikap tegas, tegur dan ingatkan, jangan pedulikan rengekannya, gunakan sistem hadiah, imbalan, imbangi dengan hukuman, beri pujian, dan menuruti.

Rentang perhatian pendek juga bisa terjadi pada anak kita. Apa penyebabnya? Bisa faktor organik, faktor bawaan, keterampilan perseptual, dan faktor psikologi. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah hindari menginterupsi anak, tingkatkan kemampuan dan bantu anak untuk lebih sering mengalami keberhasilan, ajari anak keterampilan memperhatikan, ajari anak untuk menghindari gangguan, jagalah kondisi ibu ketika hamil. Penanganan bagi anak dapat dilakukan beberapa hal berikut, berik struktur dan kurangi ganguan, rencanakan tugas untuk anak, beri instruksi yang jelas, hindari menggarisbawahi kerentanan anak terhadap gangguan, beri konsekuensi positif untuk tingkah laku memperhatikan, metode profesional untuk mengajari keterampilan dasar memfokuskan perhatian pada aspek penting.

Tidak terampil mengatur dapat disebabkan oleh ingin menunjukkan kemandirian atau kemarahan, menolak tanggung jawab, kurang terampil mengatur, dan hambatan fisik. Pencegahan yang bisa orang tua lakukan adalah latihan diri dan teratur, tugas-tugas yang teratur, merapikan diri, belajar memperhatikan orang lain. Nah ... Bila harus melakukan penanganan dapat diajarkan kebersihan dan beri hadiah, demostrasikan dan hargai setiap usaha anak, terapkan sistem buka tutup pintu, beri jalan keluar supaya anak mandiri dan bertanggung jawab, beri pendekatan khusus.

Egois bisa terjadi pada anak  jika mereka ketakutan, manja, dan tidak matang. Pencegahan yang dilakukan dengan cara dorong penerimaan diri, menjadi model yang baik, memberi tanggung jawab. Penanganan dilakukan dengan cara manfaatkan kegiatan bermain peran, perkuat hasil positif dari kegiatan memperhatikan, mendiskusikan keburukan sikap egois.

Bantu anak untuk lebih sering mengalami keberhasilan dan ajari anak keterampilan. Dokumen pribadi.

Semoga pengetahuan tentang penyebab perilaku tak matang, bagaimana pencegahan dan penanganan ini dapat membantu orang tua untuk lebih baik lagi menemani tumbuh kembang anak-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline