Perubahan sosial yang serba cepat, terutama dua tahun terakhir dengan adanya wabah pandemi COVID-19, mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat. Selain adanya kemajuan teknologi, penggunaan internet dan sosial media, pola hubungan antar anggota keluarga dan sistem pendidikan, serta bagai hal lainnya yang tidak semua orang mampu menyesuaikan diri.
Hingga pada gilirannya menimbulkan ketegangan dan stres pada dirinya. Stres dapat menjadi faktor pencetus, penyebab, atau akibat dari suatu penyakit, di mana kesehatan fisik dan kesehatan mental dari orang yang bersangkutan menurun. Perubahan psikososial menyebabkan perubahan nilai-nilai kehidupan di antaranya:
1. Pola hidup masyarakat dari yang semula sosial religius cenderung ke arah pola kehidupan masyarakat individual, materialistis, dan sekuler.
2. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung ke arah pola hidup mewah dan konsumtif.
3. Struktur keluarga yang semula extended family cenderung ke arah nuclear family bahkan sampai kepada single parent family.
4. Hubungan kekeluargaan yang semula erat dan kuat, cenderung menjadi longgar dan rapuh.
5. Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat, cenderung berubah menjadi masyarakat modern bercorak sekuler dan serba boleh (pemissive society).
6. Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bersama tanpa nikah.
7. Ambisi karier dan materi yang dapat mengganggu hubungan personal baik dalam keluarga maupun di masrakat.
Beberapa contoh tersebut dapat merupakan sumber stres psikososial dalam masyarakat.