Bersiaplah menderas airmata ketika membaca kalimat, paragraf, halaman ... hingga tuntas kisah Hajar. Batu hitam, hajar aswad yang selalu dicium jutaan jamaah haji dan umroh merekat erat di Baitullah. Rumah Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi Karunia. Tak begitu jauh berdiri kokoh bukit Shafa dan Marwa, saksi rahasia hati sang ratu zamzam.
Jika kau tak menangis ... Maka koreksilah hatimu! Apakah sudah membatu ?
Jika kau menderita seperti Hajar, apakah yang akan kau lakukan ? Ya, kita mengenal Hajar sebagai seorang istri Nabi Ibarahim. Air zamzam dan Mekah adalah tanda kehadiran dirinya. Tapi, apakah kau tahu penderitaan dan pengorbanannya ? Apakah kau tahu rahasia hatinya ?
Sibel Eraslan, perempuan penulis asal Turki telah menulis novel 'Serial The Greatest Women', dengan tokoh perempuan luar biasa yang tercatat dalam Al Quran dan sejarah kemanusiaan. Dia juga menulis kisah Maryam ibunda Nabi Isa, Asiyah ibunda angkat Nabi Musa, Khadijah istri Rasulullah SAW, dan Fatimah putri Nabi Muhammad SAW sebagai perempuan penghulu surga. Novel Hajar dan Aisyah juga ditulis oleh Sibel untuk membuka cakrawala pembaca akan hadirnya perempuan terpilih yang menjadi teladan bagi kita.
Siapakah Hajar ? Sibel mengisahkan Hajar adalah istri dan ibunda nabi. Lahir sebagai putri bangsawan, lalu dijadikan budak, hingga tampil sebagai istri sang nabi. Dengan alur kehidupan seperti itu, kisahnya tentu luar biasa. Begitu banyak penderitaan dan pengorbanan yang dilakukannya. Begitu banyak pula jeritan hati yang dirahasiakannya. Namun, semua itu pada akhirnya membuat Hajar menjadi perempuan yang terus dikenang hingga akhir zaman.
Seperti biasa Sibel -dialah penulis dengan latar pendidikan hukum dari Universitas Istanbul dan giat dalam bidang hak asasi manusia- akan membawa kita berkelana. Novel ini ditulis dengan riset mendalam. Sibel piawai mampu menyelami era masa lalu, kemudia menceritakannya dengan kekuatan kata-kata hingga kita bisa merasakan apa yang dialami oleh Hajar, Nabi Ibrahim dan para sahabatnya hidup dan berjuang demi agama yang mulia.
Buku setebal lebih dari 400 halaman ini aku beli di toko buku Gramedia. Pastilah aku akan membeli yang original. Aib dan pantang membeli karya bajakan. Penerbit novel ini Kaysa Media, Depok, Jawa Barat.
Novel ini beralur maju dengan beberapa flashback yang mengikuti kisah kehidupan Hajar. Kata ganti orang pertama tunggal "aku" digunakan pencerita, artinya Hajar sendiri yang menceritakan kisahnya. Menarik ... Meski ada beberapa bagian yang penceritanya adalah Sarah dan Nabi Ibrahim.
Kisah memilukan menjadi awal yang mengoyak hati, negara tempat Hajar bermukim sebagai putri kepala suku diserang dan dihancurkan pasukan Raja Awemeleh. Kehidupan Hajar berubah drastis. Tak ada kebahagiaan. Tinggallah kesedihan dan penderitaan. Di tengah kondisi tersebut hadir sosok Sarah dan Nabi ibrahim, menjagi titik balik kehidupannya. Tentu kita ingat kisah Sarah dan Raja Awamelah yang gagal total -tak berhasil melecehkannya karena pertolongan Allah Yang Maha Baik lagi Maha Mulia. Bahkan, raja zalim itu malah mengusir Sarah dan memberikan Hajar kepadanya.