Penulis amatiran sepertiku ini sering ogah-ogahan menarikan jemari di tuts laptop. Ada saja alasannya. Padatnya jadwal mengajar mahasiswa, weekend jalan bareng keluarga, atau sekedar urusan beberes rumah yang tidak beres-beres ha3 ...
Sebenarnya ya, aku senang menulis itu ya karena senang saja. Bahagia gitu kalau bisa menuangkan hasil olah rasa dan olah pikir. Paling senang menulis hasil jalan-jalan dengan sederet foto-foto yang bila disimpan saja sayang kan ?
Karya tulisku yang terbit di media cetak ada beberapa. Ada sensasi rasa yang gimana gitu he3 ... Apalagi pas ada kerabat atau teman yang kirim foto tulisanku itu karena dia membacanya. Wuuuiiihhh ... Rasanya lebih menyenangkan daripada HL Kompasiana yang baru 6 kali saja.
Republika adalah koran kesayanganku. Sejak pertama terbit aku langganan. Namun sempat lama vakum berlangganan dan hanya membeli edisi hari Jumat karena ada rubrik Dialog Jumat yang sangat bermanfaat.
Pengalamanku saat beribadah haji tahun 2006 / 2007 terbit di koran Republika beberapa judul. Ini salah satunya. Tentang kesan indahnya persahabatan dengan sesama jamaah haji, terutama dengan Teh Ninih istri A Agym.
Begitu juga aku sempat mengirim tulisan tentang wisata untuk rubrik Leisure. Informasi tentang Kota Cirebon sebagai kota tujuan wisata budaya. Tulisanku tentang wisata di Kota Cirebon dan sekitarnya sudah banyak tayang di Kompasiana. Ada satu artikel yang HL berjudul Bertandang ke Kota Udang.
Pengalaman lainnya adalah profilku tayang di media cetak. Ceritanya aku memenangkan sebuah lomba tentang Ibu Inspiratif dari Tabloid Wanita Indonesia. Juara harapan satu kala itu aku diwawancara oleh wartawatinya. Ternyata hasil wawancaranya terbit. Waaahhh ... Yang girang anakku nomor dua tuh karena ikut tampil di media cetak.
Kejadian tak terduga saat aku menulis tentang pengalaman saat krisis moneter tahun 1997/1998. Tulisanku menjadi artikel pilihan editor. Kisahku dan suami saat jobless alias menjadi pengangguran terdidik. Kuasa Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemurah, dalam situasi sulit aku diberkahi menjadi dosen dan menjadi pimpinan perguruan tinggi. Jabatan Direktur diamanahkan selama empat tahun. Suami lanjut sekolah pascasarjana dan bisa kembali bekerja.
Alhamdulillah ... Tak lama setelah banjir komentar dan nilai dari K-Ners. Artikel dengan viewer 4.000 lebih itu rupanya menarik seorang wartawan untuk mewawancarai aku. Dia minta waktu untuk bincang-bincang seputar pengalamanku berkeluarga. Ternyata hasil wawancara dan sebagian data dari tulisanku di Kompasiana terbit di media cetak Tabloid Wanita Indonesia.