Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Sunrise di Pantai Kejawanan Cirebon

Diperbarui: 13 Desember 2020   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlayar di lepas pantai Kejawanan Cirebon | dokpri

Adzan Subuh telah berkumandang. Bergegas aku melaksanakan ibadah bersama anak bungsuku dan para sepupunya yang perempuan. Sedangkan suami mengajak dua jagoanku dan para sepupu laki-lakinya ke masjid untuk shalat berjamaah.

Sepagi itu kami bersemangat berburu sunrise ... Matahari terbit di pantai Cirebon. Iya loh! Harus pagi sekali. Agar mendapat momen terbaik.

Kisah jalan-jalan ini kami lakukan saat liburan tahun 2018. Bukan saat wabah pandemi Covid-19. Semoga hadirnya foto-foto di artikel ini bisa menghibur K-ners yang memutuskan untuk tetap stay at home saat liburan Desember. Pemerintah mengumumkan kasus terpapar virus ini terus merayap -memanjat naik. Jadi berlibur ditunda saja dulu.

Yuk! Bagikan cerita jalan-jalan teman-teman di Kompasiana.Com. 

Sunrise di pantai Kejawanan Cirebon | dokpri

Pantai Kejawanan termasuk dalam wilayah Kota Cirebon, tepatnya di Kecamatan Lemahwungkuk . Menurut kabar, pantai ini biasa ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan di senja hari. Nah ... Kami malah ingin suasana pantai yang sepi. Jadi dipilihlah waktu pagi hari dan bukan akhir pekan. Yes! Alhamdulillah ... Pantai sepi.

Kami menyewa kapal motor. Murah meriah satu orang Rp. 20.000. Ternyata matahari terbit di pantai ini indah sekali.

Perahu nelayan berlayar di pantai | dokpri

Bendera merah putih di kapal nelayan | dokpri

Matahari terus meninggi. Kami ditawari untuk menambah ongkos kapal jika ingin berputar sampai ke dekat Pelabuhan Tanjung Mas. Waaahhhh ... Tawaran menarik. Kuy lah! Perahu melaju mendekati deretan kapal-kapal besar. Masya Allah ... Dari sisi ini kami bisa melihat gunung tertinggi di Jawa Barat di kejauhan. Gunung Ciremai tampak gagah dan kokoh berlatar langit yang mulai membiru.

Gunung Ciremai di kejauhan tampak gagah dan kokoh. | dokpri

Kapal-kapal besar di Pelabuha Tanjung Mas Cirebon | dokpri

Kaka dan Mas menemani berlayar | dokpri

Aku dan suami yang hobinya fotografi | dokpri

Setelah selesai dan kembali mendarat kami melanjutkan berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon. Mumpung udara cerah dan langit pun tampak biru. Keren buat foto-foto. Waktu mengajak Teteh si bungsu dan sepupunya, mereka jadi foto model. Kali ini mengajak Kaka Ibrahim Rasyid ridho Rusydi dan Mas Muhammad Hafizh Haidar Hanif. 

Kaka berpose dengan meriam di halaman keraton | dokpri

Di halaman keraton, Mas berpose di depan patung macan putih dengan alas dari karang laut | dokpri

Tunggul tunggal dari karang laut di depan keraton | dokpri

Gapura Lonceng tempat favoritku berpose | dokpri

Hari menjelang dzuhur. Kami menuju Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di kawasan keraton. Berhadapan dengan alun-alun keraton di sisi Barat. Keraton di sisi Utara dan pasar (sekarang menjadi foodcourt) di sisi Timur. Pola kawasan khas dari Keraton Kesepuhan ini di adopsi oleh Kerajaan Islam Mataram atau Kesultanan Mataram. 

Gerbang dengan material batu bata merah di Masjid Sang Cipta Rasa dengan hiasan kaligrafi di atasnya | dokpri

Masjid yang dibangun pada tahun 1480 Masehi. Masa penyebaran agama Islam oleh Wali Songo Sunan Gunung Jati di wilayah pulau Jawa, khususnya wilayah Cirebon hingga Banten. Menurut kisahnya, arsitek masjid ini adalah Sunan Kalijaga. Pembangunan dibantu oleh 500 orang dari Majapahit, Demak dan Cirebon.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline