Wooowwww ... Aku tersenyum lebar saat menemukan foto kenangan ini. Berjumpa Om Tjiptadinata Effendi dan Tante Roselina di ajang Kompasianival tahun 2016. Saat registrasi aku melihat dua sejoli penulis hebat di Kompasiana. Semangat menulisnya luar biasa. Tak ku lewatkan momen langka ini. Berpose dan difoto oleh panitia. Maafkan ya Om dan Tante, artikelnya telat tayang hingga 4 tahun ha3 ... Sebentar lagi akan ada Kompasianival 2020 secara virtual.
Aku pertama kali menulis di Kompasiana bulan November 2010. Padahal aku sudah daftar sejak Januari 2009. He3 ... Sempat gak pede mau kirim artikel. Secara sudah banyak para penulis keren di Kompasiana waktu itu. Aku belum begitu familiar dengan format digital. Kendala lain adalah jaringan internet yang masih up down kala itu. Oya ... Pernah juga dalam waktu lama laptop dan komputer ku error dan harus di upgrade. Butuh waktu lama untuk bisa kembali normal.
Biasanya aku kirim tulisan ke majalah atau koran. Beberapa tulisanku terbit di majalah Ummi dan koran Radar Cirebon, juga koran Republika yang berskala nasional. Sebagai dosen aku juga menulis untuk jurnal ilmiah dan materi kuliah di Akademi Perdagangan CIC. Sebagai peneliti di LSM aku juga rutin menulis untun Buletin Blakasuta Fahmina Institute.
Namun, entah mengapa ?; Aku kepincut terus menulis dan menulis artikel untuk di upload di Kompasiana. Satu artikelku malah di baca oleh 45.000 lebih orang. Judulnya 20 Metote Mengajar Agar Jadi Guru 'Keren dan Beken'. Artikel ini aku temukan di copy paste tanpa menuliskan sumbernya dibeberapa lapak. He3 ... Mau gimana coba ?; ... Suamiku menasehati : 'Ikhlaskan saja ... Biarkan tulisan itu menjadi jalan kebaikan'. Oke deh! Barakallah semoga bermanfaat.
Kembali ke Om Tjip dan Tante Lina, tadi pagi aku buka halaman terpopuler dan menemukan artikel mereka berada di posisi berurutan. Wah ... Jodoh benar : benar-benar jodoh. K-Ners senior yang selalu konsisten menulis. Berbagi inspirasi. Menebar cerita kebaikan. Tentu menabur semangat agar kami juga bisa istiqamah menulis. He3 ... Kadang up down dan enggan menulis itu menyergap.