Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Bersepeda juga Harus Beretika

Diperbarui: 25 Juni 2020   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kata sepeda dan bersepeda sepertinya sedang naik daun di pekan ini. Sebagai penyuka sepeda dan penikmat bersepeda, aku ingin berbagi pengalaman. Bahwa apapun yang kita lakukan sejatinya harus memenuhi standar etika yang berlaku di masyarakat. 

Tidak mentang-mentang sepedanya berharga puluhan bahkan ada yang lebih dari seratus juta, lalu menjadi semena-mena.

Apa saja etika yang harus dimiliki oleh pesepeda ?; 

1. Hargailah pengguna jalan yang lain, baik kendaraan yang lebih besar maupun pejalan kaki.

2. Patuhi rambu-rambu lalu lintas.

3. Gunakan pengaman seperti helm dan pelindung lutut untuk meminimalisir resiko kecelakaan.

4. Menjaga jarak dan tidak bergerombol saat bersepeda bersama, agar tidak terjadi kemacetan atau saling bersenggolan yang dapat menimbulkan kecelakaan.

5. Parkir sepeda di tempat yang telah disedikan.

Bersepeda di pegunungan atau di area khusus juga tetap harus mentaati peraturan yang ada. Tentu untuk kenyamanan semua. Bukankah pengguna area publik tidak hanya diri kita sendiri. 

Foto di atas saat Aku Dewi Laily Purnamasari dan anakku Teteh Maryam Aliyya Al Kindi bersepeda di halaman Balaikota DKI Jakarta. Sebelum kami bersepeda di sana, tentu kami meminta ijin dahulu kepada petugas yang menjaga kawasan tersebut. Setelah diberi ijin barulah kami bersepeda dengan tetap menjaga kenyaman pengunjung lain. 

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Aku dan Teteh juga senang bersepeda di kawasan Kampus UI Depok. Begitu juga di Kampus ITB Bandung. Suasananya nyaman, sejuk, dan aman untuk bersepeda.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline