Bagaimanapun morat-maritnya dunia pendidikan di negeri kita tecinta Indonesia, aku tetap berterimakasih kepada para guru. Begitupun aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk menghormati guru dan berterimakasih kepada mereka. Sebagai ibu dari tiga orang anak (si sulung kuliah semester empat, si tengah kelas 10 SMA, dan si bungsu kelas 2 SD) akupun berusaha aktif terlibat dalam proses belajar anak-anak. Salah satu cara dengan berkomunikasi secara intensif dengan guru anak-anakku.
Bukankah keberhasilan pendidikan anak-anak kita tidak melulu ditentukan oleh sekolah dan guru ? Rumah dan orangtua adalah kunci utama berhasil tidaknya pendidikan anak-anak kita. Mengapa ? Karena orangtualah guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Tak luput juga peran lingkungan dan masyarakat sebagai tempat hidup anak-anak kit
Aku mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anak untuk senantiasa disiplin dalam kegiatan belajar di sekolah, menyimak apa yang diajarkan guru, mematuhi peraturan yang berlaku, dan tentu saja selalu sopan dan santun kepada guru. Oya ... Bukan berarti anak-anak bersikap kaku, takut, dan tidak kreatif loh! Mereka tetaplah anak-anak yang ceria dan gembira, senang bercanda, juga bermain.
Salah satu contoh ungkapan rasa terimakasih kepada guru adalah memberikan kenang-kenangan unik hasil karya kolaborasi antara teteh Maryam Aliyya Al Kindi (8 tahun) kepada guru / walikelasnya saat kelas satu dan dua. Teteh melukis di media kanvas dengan cat air. Hasil karyanya dihadiahkan kepada gurunya saat hari guru. Sekarang lukisan itu terpajang di ruang kelas.
[caption caption="dok pribadi"][/caption]
[/caption]
[caption caption="dok pribadi"]
[/caption]
[caption caption="dok pribadi"]
[/caption]
Alhamdulillah ... Teteh senang belajar di sekolah. Mau tahu tanda-tanda anak yang senang belajar di sekolah ? Lihat dan perhatikan setiap pagi, apakah anak semangat untuk bangun dan bersiap ke sekolah ? Jika ya! artinya anak senang, namun bila kebalikannya segeralah mencari sebab mengapa anak tidak senang ?. Lalu ... sepulang sekolah ajaklah anak untuk ngobrol ringan tentang sekolah. Jangan tanya PR ya he3 ... Tapi pancing dengan pertanyaan : 'Nak ... Senangkah tadi di sekolah ?' atau 'Apa yang asyik tadi di sekolah, De ? Ibu mau dong diceritain'. Bisa juga dengan menanyakan suasana hatinya : 'Hari ini menyenangkan ? Gimana teman-teman dan Bu Guru ?' Pertanyaan terbuka lebih efektif untuk mengetahui suasana hati anak. Jangan pertanyaan tertutup dengan jawaban ya - tidak.
Luangkan waktu untuk mengantar anak atau menjemput anak. Namun jangan sekedar 'gubrak trus cus' he3 ... Ngobrol dengan teman-teman anak paling tidak menyapa mereka (syukur bila kita bisa hafal namanya). Anak akan senang dengan perhatian kecil ini. Ooohhh ... Ibu dan Ayah ternyata gaul juga ya! Bila ada waktu dan tentunya dengan perjanjian khusus, berkomunikasilah dengan gurunya anak-anak terutama walikelas. Mintalah guru untuk bercerita tentang anak kita bukan nilai akademik saja. Justru penting kita mengetahui akhlak dan perilaku sosial anak di sekolah. Apa yang patut menjadi perhatian dan kerjasama kita sebagai orangtua. Misalnya anak kita kurang konsentrasi, atau senang mengganggu teman dan sebagainya.