Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Anakku Guruku

Diperbarui: 1 Desember 2020   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teteh saat balita 

Guru tak melulu yang bergelar sarjana pendidikan. Tak juga hanya pemegang gelar akademik profesor. Bagiku banyak guru kehidupan yang memberikan begitu banyak pengajaran. Salah satu guru kehidupanku adalah anak-anakku.

Teteh, Maryam Aliyya Al Kindi begitulah nama yang diberikan dengan sejuta doa-doa kebaikan terpanjatkan kepada Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Tinggi. Bagiku bersamanya 9 bulan ketika masih di kandungan dan 8 tahun penuh dengan rasa syukur tiada tara.

Allah yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi Karunia telah menganugerahkan Teteh untuk menjadi sabahat kehidupanku dunia-akhirat. Insya Allah darinya aku banyak belajar tentang kesabaran dan kebaikan hati kepada sesama : Teteh membukakan pintu hatiku untuk benar-benar bergantung hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana disetiap waktu dimanapun berada ... Gengaman tangan Teteh erat sekali mengingatkanku betapa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang senantiasa menuntun ke jalan yang lurus, semoga istiqamah ... aamiin

Seperti pagi ini ...

Teteh mengajarkanku untuk tak lupa mencintai Al Quran. Kami berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali sekitar pukul 05.30 WIB. Teteh biasa bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Kami tiba di parkiran sekolah dan Teteh memintaku untuk membantunya mengulang hafalan surah An Naba ayat 1 - 20. Masha Allah ... Aku sering malu. Setua ini kadang mengabaikan membaca kitab suci-Mu hanya karena alasan sibuk ini-itu. Ya Rabbi ... Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui bimbing hamba untuk senantiasa mencintai Al Quran dan menjadikannya pedoman kehidupan.

Bersama Al Quran menjadikan hati tenang

Kali lain ... Di hari Jumat yang dingin ...

Teteh meminta uang Rp. 50.000,- sesaat kami akan keluar mobil untuk menuju kelas. Ah ... Aku sempat 'manyun'. Namun Teteh memandangku dengan senyuman 'Please ... Bu inikan hari Jumat, aku mau amal'. Telapak tangan mungilnya di tangkupkan depan dadanya tanda memohon dengan sangat. Duh ... Meleleh hati dan air mataku. Ku cium Teteh dan ku penuhi permintaannya. Duhai Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Pemberi Rezeki, ampuni hamba bila tak pandai bersyukur.

Pun saat Teteh di rawat karena operasi usus buntu ...

Tiada mengeluh. Tiada tangisan. Aku dan ayahnya justru berasa disayat sembilu. Teteh baru berumur 5 tahun ketika usus buntunya mengalami peradangan. Perutnya sakit sekali sampai tak bisa berdiri tegak. Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, hamba belajar memahami kebenaran bahwa Engkau-lah yang senantiasa mengurus kehidupan semua makhluk-Nya : pemberi kesehatan, keselamatan, dan keberkahan. Selepas operasi, Teteh bilang 'Bu ... Aku disembuhkan Allah kan ?' : 'Iya sayang ... Alhamdulillah.'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline