Lihat ke Halaman Asli

dewi laily purnamasari

bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

Perintah Menjaga Pandangan dan Memelihara Kemaluan

Diperbarui: 21 Februari 2016   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepenggal kisah penuh hikmah 24 tahun lampau. Seorang gadis merayakan hari kelahirannya di bulan Ramadhan 1390 H di usia 20 tahun dengan bertekad mulai belajar menutup aurat. Banyak teman yang meragukan tekadnya karena si gadis adalah mahasiswi yang sehari-hari berseragam celana jeans, kaos lengan pendek, dan sepatu kets lengkap dengan men-'cangking' ransel berisi buku arsitektur, pinsil, kalkir, dan penggaris 'ajaib'-nya.

Lebih-lebih olahraga kesukaannya adalah renang dan bersepeda. Kostumnya tentu pakaian renang (walau bukan bikini ya tetap saja sangat terbuka) dan celana pendek untuk bersepeda keliling kota. Jadi sangat dipahami bila ada teman yang khusus bertanya kepada si gadis, 'Kamu sungguh-sungguh akan berjilbab terus selepas bulan puasa ini ?' Si gadis hanya tersenyum ... 'Kalau hanya untuk sekedar penampilan lebih baik gak usah aja!' sambung temannya. Lagi-lagi si gadis tersenyum dan berkata, 'Doain aja agar aku bisa terus berjilbab sampai mati'. Si gadis berlalu dengan santai masuk ke dalam ruang kuliah. Ya ... Masih dengan celana jeansnya tapi kali ini berbaju kaos tangan panjang dengan jilbab segitiga warna putih polos yang melambai-lambai. Sepatu ketsnya masih tetap pun begitu dengan ranselnya.

Tak lebih dari seminggu ada lagi teman yang sudah berpakaian lebih rapi dengan jilbab panjang, rok dan tunik panjang, berkaos kaki dan tentu tak bersepatu kets mengajaknya berbincang di koridor masjid Salman Bandung. 'Beneran nih mau berbusana muslimah ?' tanya temannya sambil menatap wajah si gadis. 'He3 ... Iyalah ... Masa bo'ongan ? Memangnya kenapa ?' tanya si gadis. 'Gini loh! Kamu seharusnya tidak pakai celana jeans lagi dan kaos tangan panjangmu itu lebih baik diganti kemeja dan sepatu kets itukan mirip sepatu laki-laki ... Jadi jangan dipakai lagi ya ...' saran temannya dengan panjang. Si gadis hanya mengangguk-angguk dan tersenyum, lalu menjawab singkat, 'Doain ya agar aku bisa suatu hari nanti ...'.

Ada lagi komentar lucu yang sesungguhnya ingin ditertawakan si gadis bila tidak ingat bahwa yang memberi komentar ini adalah tante temannya. 'Wah ... Kamu sekarang pakai kerudung ya ... Sayang masih muda loh! Kok sudah ditutupi begitu. Kan lebih cantik kalau rambut kamu kelihatan. Hati-hati nanti susah dapat jodoh loh!' Si gadis hanya tersenyum dan berkata, 'Tante doain aja ya agar aku dapat jodoh yang baik.' Kenangan manis seputar dimulainya si gadis menunaikan satu perintah Allah Yang Maha Mulia.

Apa yang membuat si gadis begitu semangat untuk berjilbab ? Sederhana saja alasannya ... 'Aku ingin menjalankan perintah Tuhanku agar aku beruntung serta terjaga kehormatanku'. Ya ... Si gadis memang beruntung dapat mengambil hikmah dari ayat-ayat Al Quran yang dibacanya suatu malam ketika shalat tahajud. Allah Yang Maha Suci berfirman dalam surat An Nur ayat 30-31 : 'Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.'

Era tahun 90-an tak mudah mencari jilbab dan baju muslimah untuk gadis usia 20-an. Jadi bersama sahabatnya yang telah berjilbab lebih dahulu si gadis berburu kain di Dalem Kaum. Sepotong kain katun jepang ukuran bujur sangkar di beri pinggiran di tukang obras. Ciput polos, peniti dan bros kecil menjadi pelengkapnya. Oya ... Jika sebelum berjilbab si gadis pernah ikut pemilihan putri yang mengharuskan berkain 'dodot' batik atau kebaya. Saat telah berjilbab si gadis ikut pemilihan busana muslimah dan menjadi juara dua se-Bandung Raya juga juara umum di wilayah 3 Cirebon. Beberapa hasil desain busana muslimahnya pernah menghiasi tabloid Hikmah.

Ramadhan tahun ini si gadis telah menjadi ibu tiga orang anak. Mulai belajar untuk lebih sering memakai gamis dan berjilbab panjang. Walau sesekali masih memakai celana jeans dan sepatu kets sambil men-'cangking' ransel berisi komputer jinjing dan bahan kuliah untuk para mahasiswanya. Hobi renangpun tak surut, sekarang pakaian renang yang cukup tertutup telah banyak di pasaran. Bersepeda, siapa takut ? Kostum celana panjang dan kaos panjang serta jilbab model 'bergo' sangat mudah di dapat.Tekadnya di setiap Ramadhan adalah menjadi manusia yang semakin baik di mata Allah Yang Maha Agung dan bermanfaat bagi sesama.

Ya ... Ramadhan selalu menberikan hikmah bagi siapa saja yang ingin mendekat kepada Allah Yang Maha Kuasa. Ini cerita Ramadhanku ^_^ : Apa ceritamu ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline