Lihat ke Halaman Asli

Dewi Kusnita

ASN Guru SDN Tridayasakti 01, kabupaten Bekasi

Antara Memaafkan dan Melupakan Kesalahan orang lain

Diperbarui: 13 Oktober 2024   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Sudah tabiatnya kalau manusia adalah tempat salah dan khilaf, karena bukan makhluk yang sempurna. Sudah semestinya kita  minta maaf jika melakukan kesalahan dan memaafkan bila ada yang bersalah pada kita. Namun ternyata memaafkan bukanlah hal yang mudah. Perlu waktu, agar hati kita agar bisa melupakan kesalahan orang lain. Melupakan kesalahan orang lain berarti mengikhlaskan dan melepaskan persoalan yang sudah terjadi. Disinilah perlunya kita berlapang dada dan membuang jauh rasa marah dan dendam. Karena dendam dan marah justru akan menjadi penyakit hati dan membuat kita tidak tenang, seperti menyimpan bara api.

Meski meminta maaf ketika kita bersalah mudah dilalukan tapi memaafkan dan melupakan kesalahanorang lain adslah hal sulit, tapi disini letak kemuliaannya. Melupakan kesalahan orang lainnya artinya kita mengikhlaskan semua. Kita lebih memilih untuk move on dan tidak menjerat diri dengan persoalan yang sudah terjadi. Jika kita menyimpannya, khawatir dia akan berubah menjadi dengki. Dan pada akhirnya kita tidak lebih baik dari orang yang melakukan kesalahan kepada kita.

Memberi maaf bermakna; sebenarnya kita mempunyai hak untuk membalasnya tapi kita memilih untuk melepaskannya, tidak menuntut qishash atau denda. Sikap seperti ini tidak sama dengan santun atau menahan amarah. Allah SWT memuji hamba-Nya yang  mau memaafkan dan berlapang dada. Allah memuji orang yang berlapang dada dan mau memafkan kesalahan oramg lain “Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy Syura:40)

Rasulullah Saw. Bersabda: "Shadaqah tidak mengurangi sebagian dari harta, dan Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena maaf melainkan kemuliaan, dan seseorang tidak bertawadhu karena Allah, melainkan Allah meninggikannya.” dari Uqbah bin Amir, dia berkata, “Rasulullah Saw. Bersabda, “Wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzhalimimu.” (HR. Ahmad, Al Hakim dan Al Baghawi)

Memaafkan pada dasarnya adalah berdamai dengan diri sendiri, menciptakan damai di dalam diri kita. Memaafkan membuat hati kita lembut sehingga memudahkannya menerima segala kebaikan.“Siapa yang tidak mendapatkan kelemahlembutan, tidak mendapat kebaikan.” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)

 orang shalih terdahulu, memaafkan orang lain sebelum berganti hari. Inilah pentingnya segala amalan sebelum tidur. Selain berdoa dan berdzikir, kita perlu memaafkan kesalahan orang lain sebelum tidur. Terlelap dengan perasaan yang bersih dari marah dan rasa dengki dan terbangun dengan jiwa yang baru. In syaa Allah, maka miliki sikap mulia ini agar hati kita  bersih

Lakukan cara ini untuk memaafkan dan melupakan kesalahan.irang lain yaitu :
1. Hilangkan ingatan buruk. Jangan terus mengingat-ingat bagaimana orang tersebut menyakiti Anda.
2. Ingat kebaikannya. Coba ingat kembali hal baik apa saja yang telah dilakukan orang tersebut untuk Anda.
3. Terima dengan lapang dada. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk Anda sendiri.
4. Mengendalikan amarah. Cobalah mengalihkan perhatian dari hal yang membuat Anda marah.
5. Tenangkan diri sejenak. Coba menempatkan diri Anda pada posisi orang lain dan pikirkan alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut.
 
Memaafkan orang lain dapat membuat hati lebih tenang dan damai. Selain itu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa proses saling memaafkan juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mari jaga hati kita dengan sikap memaafkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline