Lihat ke Halaman Asli

Bekerja untuk Menjadi Diri Sendiri

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah buku yang menurut saya cukup ringan tetapi powerful, dengan judul yang cukup 'nyeleneh', “Work Like You’re Showing Off!: The Joy, Jazz, and Kick of Being Better Tomorrow Than You Were Today” ditulis oleh Joe Calloway (2010). Untuk sebagian kita mungkin istilah showing off atau dalam bahasa Indonesia lebih umum dikenal dengan ‘Pamer’ atau dalam bahasa Arab disebut Riya ini agak bermakna negatif. Kesan yang timbul ketika mendengar kata ini adalah sikap sombong, haus akan perhatian, atau bahkan berlebihan alias lebay seperti yang sering digunakan dalam perbincangan sehari-hari. Namun dari buku ini, saya mendapatkan sesuatu yang mungkin seharusnya dari dulu saya terapkan utamanya dalam lingkup pekerjaan.

Terdapat satu bab yang cukup menohok diri saya ketika membacanya, judul bab ini adalah “What You Think of Me Is None of My Business”. Ternyata dalam banyak hal dan kesempatan, seringkali kita atau mungkin lebih tepatnya saya terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan bagaimana orang lain melihat diri saya dan memikirkan cara agar dapat diterima dan disukai oleh orang lain. Padahal kenyataannya, orang-orang lain itu juga pastinya sangat sibuk dengan masalah mereka masing-masing dan pastinya tidak memiliki waktu untuk memikirkan orang lainnya. Terlalu banyak usaha yang saya buat untuk membuat everybody else happy, yang pada akhirnya akan membuat pribadi saya menjadi sosok yang palsu. Apakah ini benar? Silakan untuk dijawab sendiri-sendiri…

Tetapi ide tentang “What You Think of Me Is None of My Business” bukan berarti juga membuat diri saya menjadi semaunya dan tidak memiliki kepedulian sama sekali tetapi memilah mana yang ‘perlu’ atau mana yang ‘cukup tahu saja’. Sepertinya orang-orang yang selalu bicara tentang diri dan kehebatannya, orang-orang yang mudah berubah haluan karena hanya menjadi pengikut, atau orang-orang yang hanya bicara tentang hal-hal yang ingin saya dengar, seharusnya tidak perlu mendapat tempat didalam otak saya dan memenuhi ruang-ruang memorinya.

Kemudian apakah semua orang lain seperti itu? Tentu saja tidak. Saya percaya masih banyak orang lain yang membiarkan orang lain beropini tentang dirinya. Mereka dicintai lebih karena mereka mencintai diri mereka sendiri, tidak arogan tetapi tetap berpendirian teguh. Orang-orang seperti inilah yang pantas untuk dihargai karena mereka berdiri diatas prinsip hidupnya, bukan karena kepentingan atau keuntungan material semata. Mereka fokus pada upaya untuk bekerja sebaik-baiknya bukan untuk semata-mata dilihat baik atau mendapatkan promosi pekerjaan tetapi untuk mengantarkan sebuah etos atau nilai yang jauh lebih penting dari sekedar popularitas.

Kembali lagi kepada diri saya.. You are what you are thinking,, saya adalah apa yang saya pikirkan tentang diri saya..

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline