Lihat ke Halaman Asli

Berkendara dalam Keranda

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akan tiba masanya nanti
Degup jantung henti berfungsi
Nafas tinggalkan hembusan terakhir
Semoga sunggingkan senyum di bibir
.
Akan tiba waktunya nanti
Kemewahan dunia tiada berarti
Seluruh tubuh terbujur kaku
Daging dan kulit dingin membeku
.
Tiada daya saat jasad dimandikan
Disucikan dari dosa yang dilakukan
Raga terbalut selembar putih kafan
Dibaringkan untuk disholatkan
.
Mengalami berkendara dalam keranda
Diusung jutaan doa hingga pusara
Dimasukkan dalam gelap liang lahat
Dimiringkan agar menghadap kiblat
.
Barawal dari tanah kembali jadi tanah
Namun jiwa tetap hidup di alam barzah
Tiada berkawan kecuali amal kebaikan
Semoga kubur terang dan dilapangkan
.
Sebelum semua itu benar terjadi
Sadarlah wahai ruh yang suci
Bangun dan jagalah kemuliaan diri
Agar selamat di hari akhir nanti
.
Hiasi sisa hidup dengan ikhlas ibadah
Jiwa melangkah di atas gelar sajadah
Dalam ketertundukan hati dan batin
Kalbu merunduk bersujud penuh yakin
.
Heningkan cipta dari hiruk pikuk dunia
Pasrah berserah pada kehendak Sang Maha
Percaya pada cahaya kasih sayang-Nya
Kan membawa kita mencapai nirwana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline