Lihat ke Halaman Asli

AYAH

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencoba menulis puisi 517

AYAH

malam merangkak
lelah menantimu ninabobokan aku
ingatan balitaku menganyam kebahagiaan
kau membopongku perlahan
rebahkan, berselimut kasih sayang

aku tumbuh berkat peluhmu
tak pernah jadi keluh
rasa bahagiamu terpancar
namaku terdaftar jadi mahasiswa
universitas ternama

bening telaga menggenangi matamu
haru wali nikahku
kecup kening mengalirkan restu
bertambah sukacitamu
cucu, temani masa pensiunmu

semangat menghadapi penyakit
akrabi mesin pencuci darah
dosa-dosa meluruh
doa melangit mengiringi kepulanganmu
jiwamu tenang, sunggingkan senyum

ayah, sedikit pitutur untukku
namun cinta
ketegaran dan daya juangmu
goreskan wasiat batiniah terindah
terpatri, sepanjang nadiku

Bandung, 12-03-2015
Repost dari grup Puisi517

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline