Lihat ke Halaman Asli

Dewi Krisna

Happy House Wife

Pentingkah Status Sosial, "Jobseeker"?

Diperbarui: 1 Juni 2018   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc.Studyandwork

"Saya tidak mau berpindah dari hutan. Hutan menyediakan segala yang saya butuhkan. Saya tidak butuh uang ketika saya mau makan saya tinggal mengambilnya di hutan," pungkas Pak Halap, salah satu anggota suku Koroway, di Papua pada seseorang yang berasal dari luar sukunya.

Terik matahari membuat tenggorokan saya kering di tengah dahaga saum. Sembari menunggu berbuka puasa, saya merenung bersama segelas es buah buatan ibu, flashback dengan masa lampau hingga masa sekarang ... iya ... saya yang sekarang.

Pekan lalu, demi mendapatkan sebuah posisi di perusahaan yang yaaa bisa dibilang bonafit, saya sejenak mengerem aktivitas saya sebagai freelancer. hehehe .... berusaha menuruti keinginan ibu saya untuk mengisi sebuah lowongan.

Interview saya jalani sesuai prosedur, kemudian dilanjutkan dengan tes berikutnya (apabila lolos). Dan yaaah saya lolos 3 interview dalam 1 kali sesi...bahagia...senang, dan girang.

Namun, lantas setelah 2 bulan setelah pengumuman tersebut, saya sampai penuh cabang laba-laba hanya "menunggu".

Kabar saya dapatkan, tapi bak bola ping pong proses yang saya jalani diulang kembali dengan alasan "ganti pimpinan dan masalah intern". Beruntungnya ada beberapa yang sudah duluan teken kontrak. Totalnya, 7  interview saya hadiri ....gilaaaa. perusahaan apa ini? Lempar sana sini, posisi saya berubah 4 kali hanya untuk penempatan posisi yang pas. Dan lagi-lagi saya mendapatkan posisi "on project".

Hmmmm...ibu pasti kecewa ...saya seperti manusia project, guys ... setiap masuk perusahaan ditawarkan model seperti itu.

Apakah status sosial itu penting?
Berdasi, gaya keren, parlente habis dengan kunci mobil di tangan, jauh sekali dari kebiasaan saya yang sering memakai sepatu ket, atau sandal jepit. Yahhhh....saya lahir di keluarga sederhana soalnya. Ahahhahaha ... keadaan.

Doc.hipwee

Menjadi freelancer, kadang orang tua memandang seperti saya tak punya masa depan, tanpa status dan hampa. Akan sangat bangga mungkin bila orang tua melihat anaknya berkarir bagus memiliki profesi...saya bukan tidak mencoba lho ya...pernah dan sering...tapi...belum rezeki.

Jiwa bebas
Dahulu saat saya kesulitan mencari kerja, termasuk daftar CPNS yang digadang-gadang menjadi tolok ukur sukses di kota ini, memberikan keadaan di mana saya mengenal dunia freelancer. Jiwa bebas terlukis indah, dengan nafas yang ploongg...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline