Lihat ke Halaman Asli

Dewi Krisna

Happy House Wife

Aksi Vandalisme "Bunuh Sultan" di "May Day" Yogyakarta, Resahkan Warga

Diperbarui: 2 Mei 2018   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc.viva.com

Hari buruh nasional tanggal 1 Mei 2018 lalu tak sepi  dari aksi demo di Yogyakarta. Dari pernyataan Sekretaris ABY Kirnadi lalu menyatakan ratusan buruh berkonvoi untuk melakukan aksi demo di titik pusat kota Yogyakarta yakni Tugu Jogja.

Namun, Aksi demo buruh yang dilakukan selain meminta penghapusan oustsourching, jaminan kesehatan, mereka juga berorasi untuk penolakan pembangunan Bandara International di Kulon Progo. Awalnya aksi ini berjalan damai dan aman. Namun setelah beberapa waktu aksi tersebut menjadi ricuh dan rusuh dengan adanya pelemparan bom molotov di pos polisi di area pertigaan UIN serta perusakan rambu-rambu lalu lintas di sekitarnya.

Doc. ngopibareng.id

Dalam aksi ini juga terjadi tragedy yang meresahkan warga Yogyakarta yakni aksi vandalisme yang bertuliskan "Bunuh Sultan" pada sebuah banner, disusul dengan tulisan pada tembok kampus Universitas Sunan kalijaga (UIN) dengan pilok merah yang juga bertuliskan "Bunuh Sultan" yang baru muncul sore tadi. Dalam salah satu situs social media, warganet membanjiri dengan komentar-komentar kemarahan untuk membela Sang Raja.

Doc. Pribadi

Doc. pribadi

Melansir dari beberapa media, aksi 98 yang dilakukan oleh para Mahasiswa ini diduga ada oknum penyusup untuk melakukan provokasi. Namun, Sri Sultan HB X menanggapi dengan jawaban bijaksana, dan tidak akan melaporkan hal tersebut,

"Enggak apa-apa, apa-apa kok dilaporkan" begitu pungkasnya.

Sampai saat ini Polda Yogyakarta sudah mengamankan 69 orang pelaku demo, dan menetapkan 3 tersangka yang akan ditindaklanjuti secara jalur hukum. Beberapa hasil penyidikan sementara menyatakan bahwa salah satunya positif pengguna narkoba, berinisial BV(30th) asli Manado. 

Demo menyampaikan aspirasi adalah sebuah kebebasan, namun untuk para peserta demo semoga lebih bijaksana dalam melakukan tindakan. Mencorat-coret tembok yang berupa fasilitas umum itu sudah hal yang tidak dibenarkan, ditambah lagi penghinaan terhadap ibaratnya orang no 1 di Yogyakarta.

Para warga sempat resah, dan tidak terima dengan adanya tulisan tersebut,akan tetapi  Sri Sultan menghimbau dengan kebijakan beliau supaya tidak terprovokasi dengan adanya aksi ini. Semoga pihak kepolisian dan warga Jogjakarta dapat menyikapinya dengan bijaksana.

- Jogja tetap istimewa    -

Sumber : vivanet,ngopibareng.id,kompas.com, instagram

Presented by Dewi Krisna

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline