Lihat ke Halaman Asli

Desaku Sayang Desaku Malang

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat ini tak lagi sama tak lagi seperti dulu. Jalan yg dulu ku lalui sekarang cuma menjadi jalanan kosong. Bangunan - bangunannya telah rata dengan tanah, di beberapa tempat malah tergenang air sedengkul. Tumbuhannya tumbuh banyak tumbuhan liar yang besar - besar. Tempat itu adalah porong. Jalanan siring menuju desaku desa pamotan. Ya anda benar jika anda berfikir lumpur lapindo adalah penyebabnya.
Lumpur lapindo dekat sekali dengan rumahku. Bahkan rumahkupun akan diratahkan dengan tanah. Bukan karena akan terendam lumpur. Tapi karena terkena dampak dari lumpur itu sendiri. Karena kepadatan tanah di bawah rumah - rumah kami telah berkurang. Dan beberapa alasan yang menyebabkan tempat kami tinggal tak lagi sehat. Tanahku desaku beserta para penghuninya akan segera pergi. Pergi ke tempat baru. Tak lagi berkumpul berjejer lagi. Disisi lain kesedihan ini dibayar dengan jumlah uang yang kami terima. Harga
Tanah dan bangunannya dibayar dengan mahal. Sehingga bagi kami yang ekonominya rendah dapat memperbaiki hidup. Memulai kehidupan dan menatanya kembali.
Namun tanahku rumahku dan desaku tak pernah mampu dibayar dgn harga berapapun. Aku tak lagi dapat pulang ke rumahku lagi. Ke desaku lagi. Tetangga yang merangkap saudara tak lagi dekat denganku tak lagi dapat kutemui dengan cepat. Dan tempatku bermain dulu desaku yang dulu tak akan pernah sama semua diratahkan dengan tanah yang tersisa hanya puing - puing bangunan.
Tempatku pulang bukan lagi tanah kelahiranku lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline