Lihat ke Halaman Asli

DEWI FIRDAYUNIAR

Pendidikan Profesi Guru

Mahasiswa PPG Prajabatan Melaksanakan Implementasi Pembelajaran Matematika Berbasis Permainan Tradisional

Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa Menghias Egrang Batok (dokpri)

Malang, 06 Oktober 2024. Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 kelas matematika 02 pada Mata Kuliah Projek Kepemimpinan melaksanakan implementasi etnomatematika permainan dakon dan egrang batok melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Implementasi dilaksanakan di SMP Brawijaya Smart School pada hari Jum'at, 26 April 2024 dengan tujuan memberikan pembelajaran matematika berbasis budaya lokal dengan kegiatan permainan dakon dan egrang batok.

Siswa Memainkan Media Egrang Batok (dokpri)

Implementasi pembelajaran berbasis etnomatika melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memasukkan budaya lokal ke dalam pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman peserta didik. Hal tersebut menjadi sebuah inovasi yang menarik untuk diterapkan pada peserta didik Fase D kelas VII. Melalui permainan tradisional dakon dan egrang batok, peserta didik dapat mempelajari konsep-konsep dasar pada mata pelajaran matematika. Melalui permainan dakon, peserta didik diajak untuk mengenal bentuk jaring-jaring bangun ruang yang kemudian dibentuk menjadi sebuah bangun ruang dan kemudian dirancang menjadi bentuk media permainan dakon. Sedangkan melalui permainan egrang batok, peserta didik merancang batok yang berbentuk setengah bola untuk dijadikan media permainan egrang batok.

Siswa merakit Media Dakon melalui Jaring-jaring Bangun Ruang (dokpri)

Siswa merakit Media Dakon melalui Jaring-jaring Bangun Ruang (dokpri)

Melalui permainan dakon dan egrang batok peserta didik dapat mengenal tentang jaring-jaring bangun ruang, menentukan ukuran bangun ruang yang terbentuk, serta menghitung volume dan luas permukan dari bangun ruang. Peserta didik tidak hanya belajar, namun juga dapat memainkan hasil media yang telah dibuat bersama secara berkelompok.

Berdasarkan implementasi etnomatematika permainan dakon dan egrang batok melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) terbukti dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, yang pada umumnya menganggap mata pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan abstrak. Dengan menggunakan permainan tradisional, peserta didik diajak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

Diharapkan, inovasi seperti ini dapat terus dikembangkan untuk tetap melestarikan kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan menjadi sumber pembelajaran yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline