Namanya Ralina, aku mengenalnya saat kita masuk di SMA yang sama. Ralina anak nya sangat pendiam, dia juga pemalu. Sedangkan aku, orang paling cuek. Sejak kecil aku hampir tidak punya teman, karena aku terlalu asyik dengan duniaku sendiri. Tetapi sejak ada Ralina, aku seperti sebuah botol yang menemukan tutup nya yang selama ini hilang. Ralina tidak seperti teman, melainkan lebih seperti ibu, dia selalu memperingatkanku tugas sekolah dan lain nya.
Suatu ketika, Ralina tidak masuk selama seminggu. Tidak ada yang tahu alamat rumah nya, alamat yang ada di sekolah adalah alamat rumah kos yang pemilik kos nya juga tidak tahu Ralina pergi kemana.
"Selamat sore bu, Ralin ada di kos?" tanya ku saat mencari keberadaan Ralina.
"Tidak nak, sejak hari jumat lalu, dia tidak pulang ke kos, mungkin saja dia pulang ke kampung nya" kata ibu kos.
"Ibu tahu tidak di mana kampun Ralina?" tanyaku kemudian.
"Maaf nak, ibu tidak tahu, waktu itu dia datang bersama bapak nya, lalu ibu juga lupa meminta alamatnya"
"Oh, ya sudah bu. Nanti kalau Raline kembali ke kos, kabari saya ya bu, ini nomor hp saya" kataku sambil menyerahkan nomor hp pada ibu kos.
Hari itu aku pulang ke rumah dengan penuh tanya, Raline adalah anak yang rajin, pandai. Sebenarnya dia kemana, jika pulang ke rumah tidak apa-apa. Tapi kalau dia di culik, atau jadi korban tabrak lari bagaimana. Ah, pikiranku semakin kemana-kemana saja.
Malam ini aku tidak bisa tidur, aku teringat Raline. Kemana sebenarnya dia, hampir sepekan dia tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Karena tidur malam ku gelisah, aku kesiangan pergi ke sekolah. Sesampai di sekolah aku terkejut, Raline sudah ada di bangku nya dengan tersenyum. Tapi penampilan nya sungguh berbeda, dia semakin cantik, dan terlihat percaya diri.
"Ralin, kamu baik-baik saja" tanya ku memastikan.
"Iya aku baik, memangnya kenapa" katanya sambil tersenyum, benar-benar cantik teman ku saat ini. Sampai semua cowok senyum-senyum melihat nya.