Lihat ke Halaman Asli

Senandung Rindu Kami

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_312886" align="aligncenter" width="225" caption="http://tiara-meooong.blogspot.com/2011/12/tulip-ungu.html"][/caption]

Kau telah kembali menemui takdirmu

Tidur lelap dibawah pusara penuh bunga

Tenang menunggu dunia berakhir datang

Lelap.. lelaplah sang guru tercinta

Memenuhi panggilan Sang Pencipta dunia

Beberapa senja telah kau lewatkan dialam yang berbeda

Meninggalkan kami didunia yang fana ini

Namun… semangatmu semakin kian membara

Membara dijiwa-jiwa kami, yang kau cintai

Menumbuhkan jiwa-jiwa baru yang sempat mati

Setelah kau pergi…

Wahai guruku tercinta…

Sungguh kami rindu masa-masa itu

Menyanyikan lagu penuh semangat bersama

Tak peduli sengatan panas sang mentari

Tak peduli serangan dingin sang malam

Wahai guruku tercinta…

Sungguh kami rindu masa-masa itu

Bernyanyi riang penuh semangat

Bersama mengelilingi api unggun

Menikmati alam buatan Tuhan

Siang ini diiringi rintik hujan

Kami datang membawa bunga untukmu

Sebagai tanda bahwa kami tetap ada

Walau kau telah tiada, wahai guru tercinta

Semoga bunga ini menjadi penyejuk peristirahatanmu

Aamiin…

===============================================================================

Sragen, 19 Februari 2014

Untuk guruku tercinta. Alm. Amirudin Latief




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline