Lihat ke Halaman Asli

Wisata Pertunjukan Akhir Tahunku

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13254381811196801185

Pengalaman berwisata akhir tahun ke luar kota yang harus berdesak-desakan di jalan membuat saya ingin sesuatu yang beda untuk tahun 2011 lalu. Jarak dekat dan pas di kantong tapi bisa menikmati sesuatu yang berkelas. Apa ya kira-kira?  Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, liburan akhir tahun ini, saya tetap di Jakarta dan memilih lokasi wisata di dalam kota untuk dituju. Kebetulan saya sempat melihat billboard pertunjukan Musikal Laskar Pelangi yang dikabarkan manggung di arena Dunia Fantasi Ancol dari tanggal 24 Desember 2011 sampai 7 Januari 2012. Pertunjukan musikal di Dufan yang terlanjur terkenal dengan permainan-permainan seperti Tornado dan Halilintar membuat saya penasaran. Maka pada tanggal 30 Desember lalu, saya pergi ke Dufan Ancol. Saya tiba pukul 13:30, ketika antrian loket Dufan sudah cukup ramai. Belum sempat sampai di depan loket, saya dihampiri oleh petugas yang menawarkan tiket terusan untuk satu tahun seharga Rp. 350.000. "Pakai tiket terusan saja, jadi kalau ada yang tidak sempat dinikmati hari ini  bisa dilanjutkan besok," kata petugas berseragam itu mengiming-imingi saya. Rp. 350.000 untuk tiket terusan memang sebenarnya tidak mahal. Hanya saja saya belum terpikir untuk menggunakannya. Berdiri di dalam antrian yang lumayan panjang, mata saya menatap sebuah ruangan bertuliskan Premium Ticket berwarna abu-abu di salah satu sudut. Saya baru tahu kalau Dufan punya layanan Premium sehingga kita tidak perlu antri  untuk pembelian tiket maupun saat menikmati wahana. Ada jalur khusus disediakan untuk pemegang tiket premium. Masih di dalam antrian, saya memperhatikan papan pengumuman untuk mencari tahu ada potongan harga apa di hari itu. Kebetulan ada potongan 20% untuk pembayaran dengan kartu debit BCA dan Mandiri. Dari harga Rp. 180.000, karena diskon menjadi Rp. 144.000. Lumayan berhemat. Saya buru-buru mencari kartu BCA atau Mandiri saya. Ternyata selain potongan harga 20%, saya mendapatkan tiket gratis Fantastique Magic Fountain Show seharga Rp. 60.000. "Lumayan," pikir saya. Selain pengunjung dari luar kota, ternyata ada juga rombongan turis asing yang ingin mencoba suasana Dufan. Dufan yang didominasi oleh wisatawan lokal mungkin harusnya mulai memikirkan bagaimana memikat wisatawan asing, begitu pikir saya waktu memperhatikan para turis yang kelihatannya antusias. Setelah mendapatkan tiket, saya berjalan cepat ke pintu masuk Dufan. Di sepanjang selatsar menuju pintu masuk Dufan, poster-poster The Defender dan Musikal Laskar Pelangi bertebaran. Sepertinya, memang dua pertunjukan tersebut sedang jadi andalan saat ini. [caption id="attachment_160504" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar kiri-atas: Laskar Pelangi dan Defender. Gambar kanan-atas: penawaran diskon. Gambar kanan-bawah: Bule juga ke dunia fantasi. Gambar kiri-bawah poster laskar pelangi dan defender. (Sumber: pribadi)"][/caption] Hampir pukul 14:00 ketika saya masuk ke arena Dufan. Saya langsung menuju ke Ramashinta Hall yang ternyata sudah penuh dengan pengunjung. Akhirnya saya mendapatkan bangku yang jauh di belakang. Lima menit sebelum pertunjukan dimulai, pintu ditutup. Saya masih bisa menyaksikan beberapa pengunjung yang telat berusaha masuk. Tapi pertunjukan sudah dimulai dan pintu harus tetap tertutup supaya pertunjukan tidak terganggu. Wah sayang sekali, mereka yang telat dan tidak kebagian tempat, pikir saya. Saya mengurungkan niat saya mengambil kamera saya ketika petugas mengumumkan larangan penggunaan kamera selama pertunjukan. Selama pertunjukan, ruangan memang terasa gelap dan konsentrai terpusat di atas panggung. Tata cahaya dari pertunjukan yang sangat apik tentunya akan rusak jika ada yang menyalakan blitz kamera. Ya sudah, saya akan duduk tenang dan menonton. Kehadiran Musikal Laskar Pelangi di Ancol, membuktikan kalau Ancol tidak hanya menyediakan hiburan belaka, tetapi juga berupaya menyodorkan nilai-nilai positif. Musikal Laskar Pelangi yang telah dipentaskan sebanyak 47 kali di Jakarta dan 3 kali di Singapore memang sebelumnya mematok harga tiket yang terbilang tidak murah. Tapi dengan kehadiran Musikal Laskar Pelangi di Ancol, setiap pengunjung  Dunia Fantasi (Dufan), kini bisa menikmati pertunjukan berkelas tersebut secara gratis. [caption id="attachment_160506" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar kiri atas: pintu masuk Gambar kanan-atas: pintu keluar. Gambar bawah: musikal laskar pelangi. (Sumber: pribadi)"]

1325438568153805201

[/caption] Pertunjukan Musikal Laskar Pelangi ini ternyata luar biasa. Setting panggungnya yang bisa digeser-geser dengan cepat, membuat penonton dimanjakan dengan set-set yang ada tanpa jeda. Layar besar yang ada di belakang panggung juga membuat pertunjukan terkesan modern dengan gambar-gambar animasi yang mendukung cerita. Ternyata tidak hanya sampai di situ, ada air mancur di atas panggung ketika adegan hujan, ada lampu di atas penonton yang membentuk busur pelangi. Tak ada hentinya, penonton bertepuk tangan selama pertunjukan musikal ini berlangsung. Selesai dari pertunjukan ada banyak pernak-pernik Laskar Pelangi yang ditawarkan di pintu keluar, dari baju, CD musikal, gantungan kunci, dan lain-lain. Selesai dari pertunjukan musikal Laskar Pelangi, saya buru-buru menuju arena The Defender.  sayangnya ketika sampai disana, pertunjukan hampir usai. Padahal saya penasaran sekali dengan The Defender. "Coba tadi, saya beli tiket tahunan, jadi bisa kembali lagi besok untuk nonton The Difender," begitu pikir saya sedikit menyesal. Yang luar biasa, mulai Maret 2012, seperti dikatakan oleh pihak Dufan pada saat akhir pertunjukan, bahwa The Defender akan menjadi sajian film animasi 3D di layar kaca. Sungguh sebuah karya anak bangsa yang patut di tungu-tunggu. The Defender sendiri akan bercerita tentang tokoh bernama Bije yang berasal dari galaksi lain dan berusaha menghisap kekayaan alam bumi. Sementara itu, dilain pihak, Dufan dan Kabul dengan Spaceship Defender-nya berusaha menjadi pembela bumi dan mencegahnya dari kerusakan alam. Mmm, tak sabar untuk menonton film-nya di layar kaca. [caption id="attachment_160510" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar arena The Defender (Sumber: pribadi)"]

13254390381433660772

[/caption] Tidak jauh dari arena The Defender, saya memperhatikan petugas Dufan memasang pembatas di sisi jalan. Setelah bertanya, barulah saya tahu kalau sebentar lagi, pada pukul 16:00, akan ada pawai Karnaval Dufan yang akan dimulai dari gedung walikota. Sambil menunggu pertunjukan berikutnya, saya berdiri di pinggir menyaksikan pawai Karnaval Dufan. Karnaval Dufan ini diisi oleh para pengisi acara pertunjukan rutin di Dufan. Dari para toko negeri Kalila lengkap dengan empat Pohon Bijak  sampai para The Defender dengan spaceship-nya. Karnaval dimulai dengan marching band yang membawakan lagu Laskar Pelangi, dilanjutkan dengan salah satu lagu  Offspring  dan Jingle Bells. [caption id="attachment_160511" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar kiri-atas: Marcing Band Dufan. Gambar kanan-atas: Pohon Bijak dari wahana Kalila. Gambar kanan-bawah: salah satu tokoh The Defender. Gambar kiri-bawah: tokoh kera Dufan dengan baju Santa Claus. (Sumber: pribadi)"]

13254393181106675746

[/caption] Selesai menyaksikan karnaval tersebut, saya penasaran dengan Kalila yang menempati bekas lokasi  Balada Kera. Maka ke sana lah saya melangkah. Memang bangunannya tidak berubah banyak. Yang mencolok  adalah tambahan layar besar di belakang panggung. Sehingga boneka-boneka robot di panggung dan tokoh dalam layar saling berinteraksi. Cerita yang diangkat adalah tentang tokoh bernama Dufan yang ingin menyelamatkan hutan di negeri Kalila dari bencana alam. Walau saya masih lebih menyukai Balada Kera yang lama, tapi paling tidak dengan adanya Kalila, ada hal baru untuk disuguhkan. [caption id="attachment_160513" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar kiri-atas/kanan-atas: bagian depan wahana Kalila. Gambar bawah: tokoh Dufan sedang mencari bantuan Pohon Bijak untu mencegah bencana di negeri Kalila. (Sumber: pribadi)"]

13254395601488287924

[/caption] Karena memang tidak ada niatan untuk naik permainan yang bikin saya pusing kepala dan mual-mual (maklum, pengaruh umur), saya berniat menonton pertunjukan yang memang tiket gratisnya sudah ada, Fantastique Magic Fountain Show. Tapi sebelum itu, acara selanjutnya adalah makan di tepi pantai. beruntung di Ancol banyak pilihan tempat makan yang cukup dikenal. Dari restoran cepat saji seperti AW atau Pizza Hut sampai menu seafood yang menggiurkan di Restoran Bandar Djakarta. Buat yang ingin makan sambil menikmati pertunjukan musik, tersedia Restoran Backstage. Saya memilih restoran cepat saji kesukaan saya. [caption id="attachment_160514" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar suasana pantai di senja hari dan restoran di sekitar (Sumber: pribadi)"]

1325439855352823203

[/caption] Tiba di Fantastique Magic Fountain Show hampir pukul 18:30, hampir saja terlambat. Beruntung saya masih bisa mendapatkan bangku kosong di depan.  Di Fantastique, saya disuguhkan cerita tentang Timun Mas yang dilakoni oleh para penari profesional. Cerita rakyat tersebut dipertontonkan dengan besutan teknologi laser, water sceen, cipratan air dan kembang api, menjadikannya sebuah suguhan yang mengagumkan. Hari yang sedikit hujan membuat saya sedikit khawatir. Tapi ternyata, petugas di Fantastigue membagi-bagikan jas hujan sekedar untuk berjaga-jaga. Sehingga saya dapat dengan tenang menonton munculnya Buto Ijo raksasa dari sebuah layar raksasa yang terbentuk dari air mancur. Fantastique adalah tempat hiburan bagi siapapun yang ingin menikmati nilai budaya bangsa dengan besutan teknologi multimedia terkini. Tata suaranya sangat jernih. Pertunjukan dengan panggung berlatar belakang danau dan istana batu yang sekaligus menjadi layar video ditambah dengan water screen dan tembakan laser, cipratan air, api dan kembang api membuat cerita Buto Ijo dan Timun Mas benar-benar mengikuti jaman. [caption id="attachment_160515" align="aligncenter" width="434" caption="Gambar kiri-atas: bagian depan Fantastique dengan pohon natal. Gambar kanan-atas: patung komodo dan pohon bertabur lampu di depan Fantastique, tempat menunggu sambil makan cup corn. Gambar bawah: suasana penonton yang membanjiri panggung untuk foto bareng dengan para pelakon. (Sumber: pribadi)"]

1325440058969869533

[/caption] Pertunjukan di Fantastique, adalah akhir wisata pertunjukan saya hari itu. Menikmati wisata pertunjukan di Ancol ternyata "boleh" juga. Bagaimana tidak? dengan Rp. 144.000. sudah bisa menikmati pertunjukan musikal berkelas yang digarap para profesional seperti Mira Lesmana, Riri Riza dan Erwin Gutawa. Selain itu, kita juga sudah bisa menonton pertunjukan multimedia kelas dunia yang memadukan karnaval, laser dan water screen. Yang harus kita perhatikan hanyalah memanfaatkan potongan harga. Untuk potongan harga, biasanya pihak Ancol selalu memberikan informasi lengkapnya di www.ancol.com. Ancol adalah satu-satunya tempat wisata di Indonesia yang memberikan layanan integrated. Di Ancol, kita bisa melakukan apapun, dari bermain pasir dan berenang bebas di Beach Pool, menikmati taman kota di Ecopark, memompa adrenalin dengan berbagai wahana di Dufan, menonton tontonan multimedia di Fantastique, melihat fauna laut di Seaworld atau film 4D di  Gelanggang Samudra, bahkan untuk wisata kuliner atau menginap bersama keluarga. Semuanya tersedia di Ancol. Akhirnya tidak lupa saya mengucapkan selamat kepada Ancol yang sudah menjadi tempat wisata kebanggaan Indonesia.

http://www.facebook.com/dewi.caturningrum/posts/302595143115754

http://twitter.com/#!/ciwed/status/154220311531892737

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline