" Kuu anfusakum wa ahlikum naaro"
Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
Dari terjemahan diatas, saya simpulkan secara sederhana. Menjadi Jagalah dirimu (Nafasmu) dan keluargamu (organ tubuh lainnya) dari api neraka. Jika nafas kita sudah terjaga, selalu ingat kepada Alloh ketika masuk, diam dan keluarnya dari organ mulut atau hidung kita, tentunya seluruh organ tubuh kita akan sehat, pikiran dan perasaan juga demikian. Tentunya akan berakibat pada orang-orang disekitar kita. Oleh karena itu saya tertantang untuk menjawab pertanyaan -- pertanyaan berikut, dalam sebuah tulisan.
"Apa yang berharga dari dalam dirimu?"
Setiap orang memiliki sesuatu yang ia anggap paling berharga, ada yang menganggap uang itu paling berharga, ada pula pasangan, keluarga atau jabatan, ataupun agama. Namun tidak untuk saya, ketika pertanyaan itu muncul tanpa ragu, saya menjawab dengan mantap, "Kesadaran." saya meyakini bahwa kesadaran adalah salah satu hal paling berharga yang dimiliki seseorang. Mengapa saya menjawab kesadaran sebagai jawaban atas apa yang paling berharga dalam hidupku. Sebab jika kita runtut asal muasalnya, seseorang itu dianggap sadar ketika ia mengingat nafasnya sebagai bagian penghubung dari TuhanNya, dengan adanya Nafas maka seseorang dikatakan hidup. Namun tidak semua orang menyadari keberadaan Nafasnya. Sehingga ia hidup tanpakesadaran, tidak menyadari jika setiap helaan nafas ini terhubung dengan sang pemilik hidup, sehingga ia hidup tapi seperti robot.
Menjadi orang yang sadar adalah sebuah impian bagiku.
Saya sadar bahwa kesadaran membawa manfaat besar, bukan hanya bagi diriku sendiri, tetapi juga bagi orang lain di sekitarku. Mereka merasa nyaman dan terinspirasi dari sikapku yang penuh kesadaran. Sikap ini membuat mereka selalu berpikir saat ini dan sekarang, tidak terjebak dalam kecemasan masa depan atau penyesalan atas masa lalu. Kesadaran penting, karena efek dari kesadaran adalah kebaikan. Sedangkan orang baik belum tentu sadar. Adakalanya mereka melakukan kebaikan, karena ada tekanan -- tekanan atau keinginan yang harus dipenuhi. Jika tekanan itu tidak ada, akan kembali menjadi tidak baik.
Bagaimana sih sadar itu?
Sadar yang saya maksud adalah diam nya pikiran kita, karena kita fokus pada keadaan saat ini, sekarang. Contoh saat memasak, kita nikmati kegiatan ini. Kita benar-benar fokus untuk memasak. Cirinya kita sadar kita bisa merasakan nafas kita keluar masuk, tidak sekedar sebagai hal rutin saja, tapi kita sadari karena nafas masuk, bertahan didalam sebentar maka tangan kita bisa memasak, mengulek bumbu, semua kita rasakan sebagai sensasi yang luar biasa. Karena suatu saat sensasi itu bisa saja diambil, karena kita tidak sehat atau menghadap kepadaNya. Sehingga kita senantiasa, ingat diri ini bisa hidup, karena ada nafas tersebut.