Ditulis bersama Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa.
Pada 18 Agustus 2022, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud Ristek merilis EYD edisi V yang sebelumnya adalah PUEBI edisi IV. Perubahan nama ini didasarkan karena penggunaan kata "EYD" sudah melekat dan lebih familiar daripada 'PUEBI' bagi masyarakat.
EYD edisi V memuat perubahan, penambahan, pemindahan, penghapusan kaidah, serta perubahan redaksi, perubahan contoh, dan tata cara penyajian isi.
EYD edisi V ini dapat diakses melalui laman ejaan.kemdikbud.go.id. Aksesnya dibuat mudah sedemikian rupa, tujuannya supaya jangkauannya lebih luas. Karena sesungguhnya penggunaan EYD ini sangat penting. Jadi semua masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui, memahami dan mengimplementasikannya.
Seberapa penting EYD?
Mari kita menilik kembali fungsi bahasa, yakni sebagai alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsinya dengan utuh, bahasa perlu diikat dengan aturan-aturan tertentu.
Ketika kita menggunakan bahasa secara tertulis utamanya. Apabila berkomunikasi secara tertulis, kita tidak bisa menggunakan nada bicara, jeda, intonasi, irama yang bisa kita gunakan ketika kita berkomunikasi secara lisan. Unsur-unsur tersebut sangat memengaruhi keberhasilan tujuan komunikasi kita.
Namun, unsur-unsur tersebut tidak dapat kita terapkan dalam berbahasa secara tertulis. Maka, diciptakanlah sebuah aturan berbahasa secara tertulis. Yang memungkinkan penggunanya dapat menyampaikan ide, gagasan, dan tujuannya dengan jelas, teratur, gamblang dan ciamik. EYD mempersatukan dalwm aturan-aturan kepenulisan yang sudah disepakati. Sehingga keberhasilan penyampaian ide dan gagasan kita terjamin dapat dipahami pembaca sesuai dengan tujuan kita dan tidak ambigu.
Kesimpulannya, EYD penting karena dengan EYD kita bisa menyampaikan tujuan, ide, dan gagasan kita dengan jelas dan tidak ambigu.N amun, penggunaannya juga harus disesuaikan dengan konteks.