Semua perusahaan baik swasta maupun Instansi Pemerintah menginginkan memiliki karyawan yang rajin,tanggung jawab dan kompeten. Namun tidak semua Karyawan memiliki moral yang tinggi terhadap pekerjaannya terkadang mereka hanya menuntut hak dibandingkan dengan kewajibannya. Mereka terkadang lupa misi pertama kali dia bekerja.
Hampir semua calon karyawan yang datang melamar pekerjaan dengan alasan untuk mencari pengalaman, namun setelah beberapa tahun mereka bekerja dan melihat ada seniornya yang memiliki budaya kerja yang kurang baik dimana mereka hanya datang absen ,ngobrol ngobrol sebentar dan keluar entah kemana tanpa ada target kinerja yang dia miliki dan kerjakan.
Karyawan baru tersebut melihat enak banget kerja seperti itu santai dan tak ada beban dan mereka tidak kena sangsi kok…,akhirnya hal ini menjadi virus yang menggerogoti tanggung jawab dan disiplin kerja karyawan baru tersebut. Seperti halnya yang dikutip oleh Nawawi (2005) mengenai budaya kerja merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pegawai dalam organisasi baik dalam kebaikan ataupun keburukan.
Budaya kerja mempunyai pengaruh yang sangat besar, karena bisa merubah sikap dan prilaku karyawan atau pekerja dalam mencapai produktivitas kerja yang lebih baik dalam menghadapi tantangan masa depan.
Budaya sebagai suatu norma atau aturan yang disepakati bersama atau kelompok tertentu untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal (Schein, 2010).
Budaya merupakan keseluruhan dari pola prilaku yang nampak dalam kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran dari suatu kelompok manusia.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi budaya kerja diantaranya tanggung jawab karyawan, inovasi, orientasi pada hasil, pengetahuan dan sistem kerja. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi budaya kerja karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Hal ini sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan Shodiyah (2017) menyatakan budaya kerja berpengaruh dan erat kaitannya dengan kinerja karyawan. Dari teori tersebut jelas bahwa budaya kerja yang buruk seperti cerita diatas bisa kita lihat hasil kinerjanya tentunya tidak akan beda jauh dengan dengan keseharian dia bekerja tanpa terjadwal dan tanpa ada target kinerja tertentu sehingga hasil kinerjanyapun pasti rendah.
Menurut Sutrisno (2010) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil akhir dari sebuah pekerjaan baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan sesuai tupoksinya. Kinerja merupakan hasil kerja seorang pekerja atau sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut dapat ditunjukkan secara konkrit dan dapat diukur.
Budaya kerja yang rendah membuat kinerjapun rendah salah satu yang harus di tanamkan bagi seorang karyawan secara individu adalah motivasi dia bekerja,karena motivasi akan menjadi layaknya bahan bakar yang akan membakar semangat kerja sehingga tanggung jawab ,kedisiplinan dan inovasi karyawan akan tertanam dan tereksplor sehingga akan menghasilkan kinerja yang tinggi.
Selain itu dukungan dan peran pimpinan jelas akan berpengaruh besar terhadap budaya kerja karyawannya. Pimpinan harus bisa memberikan teladan dan bisa menjadi sosok penggerak bawahannya. Tentunya bagi karyawan yang memiliki budaya kerja yang kurang baik segeralah lakukan tindakan secara pribadi atau secara kedinasan baik itu berupa panishment maupun reward.