Lihat ke Halaman Asli

Membangun Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan

Diperbarui: 2 Desember 2024   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembiasaan do'a (Sumber : Dokumen pribadi)

Salah satu penentu masa depan bagi sebuah bangsa yang besar adalah generasi mudanya. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi para pendidik dan orangtua untuk menyiapkan generasi-generasi penerus bangsa sejak dini, yaitu salah satunya dengan memberikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini menjadi salah satu prioritas yang harus dikenalkan sejak dini karena akan menjadi pondasi anak dalam proses tumbuh kembangnya nanti.

Secara sederhana, pendidikan karakter pada anak usia dini bisa dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan. Kegiatan ini merupakan rangkaian hal-hal baik yang dilakukan secara konsisten. Mengapa harus dilakukan secara konsisten? Karena tujuan akhirnya adalah menjadi kebiasaan baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu karakter baik anak.

Pendidikan karakter melalui pembiasaan bisa dilakukan dimana saja. Ragamnya pun dimulai dari kegiatan yang sederhana. Misalnya mengucap salam, berdo'a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, memakai dan melepas sepatu, merapikan mainan, bergantian, membuang sampah di tempat sampah, dan lain sebagainya. Kelihatannya sederhana dan mudah. Namun, sekali lagi, semua itu membutuhkan konsistensi dan ditambah dengan keteladanan. Bagaimanapun anak usia dini adalah sang peniru ulung. Apapun yang dilihat dan didengar akan dengan mudah mereka tirukan. Jika orangtua, pendidik dan lingkungan tempat mereka berada bisa memberikan keteladanan yang baik, maka tujuan pendidikan karakter akan lebih mudah tercapai. Oleh karena itu, peran orangtua juga sangat penting. Kesamaan visi dan misi sekolah dan orangtua dalam hal ini sangat diperlukan.

Bagaimanapun, dalam membentuk karakter melalui pembiasaan ini tidak bisa dilakukan secara instan. Namun membutuhkan proses, tahap demi tahap, yang disesuaikan dengan usia anak. Sehingga, anak tidak akan merasa terbebani, malah menjadikannya sebagai pengalaman bermakna. 

"Pendidikan bukan hanya mengisi pikiran dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian" (Ki Hajar Dewantara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline