Lihat ke Halaman Asli

Dewi Ayu Safitri

Mahasiswa Jurnalistik

Kisah Magang yang Tak Terlupakan: Momen-Momen Bersama Jabar Quick Response

Diperbarui: 8 September 2023   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bandung, 8 September 2023 - Sebagai mahasiswa Universitas Islam Bandung, magang merupakan salah satu syarat kelulusan. Mahasiswa diharapkan sudah memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan bisa mengimplementasikan materi perkuliahan ke dalam pekerjaan ketika sudah lulus dari perkuliahan.

Saya, Dewi Ayu Safitri salah satu mahasiswi semester akhir dari Universitas Islam Bandung jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi di bidang Jurnalistik. Saya melakukan aktivitas magang ini pada saat semester pendek. Ketika teman-teman saya yang lain sudah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa, saya masih berkutat dengan aktivitas perkuliahan.

Sebetulnya kalau boleh jujur, pada saat itu saya tidak begitu tahu mengenai Jabar Quick Response (JQR) yang akan menjadi tujuan magang saya ini. Saya memilih Jabar Quick Response karena rekomendasi dari beberapa teman. Teman saya menyarankan untuk menghubungi HRD Jabar Quick Response untuk menanyakan prosedur pengajuan magang. Saya diminta untuk mengirimkan beberapa berkas seperti proposal magang, surat pengantar magang dari kampus, dan surat pengantar Kesbangpol Jabar. 

Saya cukup kesulitan ketika membuat surat pengantar Kesbangpol Jabar dengan waktu yang cukup mepet dan pengerjaan yang lama. Setelah semua berkas lengkap, saya langsung mendatangi kantor Jabar Quick Response untuk mengumpulkannya. Tak lama dari situ, saya dipanggil untuk melakukan interview pada hari Senin, 17 Juli 2023.

Jabar Quick Response (JQR) merupakan kanal aduan kemanusiaan bagi masyarakat Jawa Barat. JQR hadir untuk memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi permasalahan yang bersifat kemanusiaan dan darurat. JQR memberikan beberapa pelayanan aduan seperti masalah kesehatan, sekolah darurat roboh, rumah ibadah, pendidikan, rumah darurat roboh, jembatan, disabilitas, anak yatim, dan masalah kebencanaan.

Di hari yang sama setelah interview, saya diarahkan untuk perkenalan dengan seluruh staff di Jabar Quick Response. Setelah itu, saya langsung ditugaskan di divisi media sebagai penulis release. Saya dibimbing oleh kak Syarif yang kebetulan kita sudah pernah bertemu ketika ia masih berkuliah, kita berada di himpunan mahasiswa yang sama sehingga sudah tidak begitu canggung. 

Tulisan pertama di hari pertama saya yaitu mengenai seorang guru yang menjadi korban penyiraman air keras di Kabupaten Karawang yang mendapatkan perlindungan dari Jabar Quick Response. Pada saat itu saya cukup kesulitan saat mewawancarai narasumber yaitu kak Esa dikarenakan pada saat itu saya masih cukup terkejut yang mana setelah interview saya langsung memulai aktivitas bekerja. Untung saja, kak Esa cukup memahami keadaan saya, ia langsung berinisiatif menceritakan kronologis secara keseluruhan kepada saya. 

Selang beberapa waktu sesudah saya menyetorkan tulisan, tak dipungkiri saya sangat merasa bangga karena tulisan pertama saya langsung naik ke website berita Jabar Quick Response tanpa adanya revisi. Selama ber magang di Jabar Quick Response saya telah menulis sebanyak kurang lebih dua puluh dua tulisan, hanya saja masih ada beberapa tulisan yang belum diterbitkan di web Berita Jabar Quick Response.

Selama magang satu bulan ini tak hanya menulis, sangat banyak hal mengejutkan yang datang kepada saya. Seperti perjalanan dinas yang mendadak, mendatangi tempat yang bahkan belum tercatat di google maps, menjadi talent konten, menjadi MC, dan hampir terbawa arus sungai.

Di hari kedua magang, saya tiba-tiba ditarik untuk ikut perjalanan dinas mendatangi calon penerima manfaat (CPM) ke daerah Kabupaten Bandung, Katapang bersama Om Depe, Kak Esa, dan A Dona. Saya kira saya hanya ditugaskan menulis release saja, ternyata ikut terjun ke lapangan juga. Pada saat itu kita mencoba untuk membantu seorang siswi yang sangat ingin melanjutkan pendidikannya ke SMK hanya saja terkendala biaya. Perjalanan yang cukup canggung bagi saya dikarenakan belum begitu mengelai partner tim yang pergi bersama saya. Untung saja, mereka sangat bisa mencairkan suasana dengan membuat perjalanan ini penuh dengan canda tawa dan membuat kepanikan yang ada di diri saya hilang. Bagi saya yang baru pertama kali terjun langsung untuk menolong seseorang dalam konteks perihal yang cukup besar, saya merasa sangat senang dan terharu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline