Salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Kali ini tim pengabdian dari Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Malang, yang terdiri dari Andi Basuki, S.Pd, M.Pd, Dr. Hj. Madziatul Churiyah, S.Pd, M.M., Buyung Adi Dharma, S.AP, M.AP, dan Drs. H. Mohammad Arief, M.Si., mengadakan pelatihan dan pendampingan terkait teknologi terbaru yaitu teknologi virtual reality berbasis metavers. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis (25/5) tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru jurusan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis di SMKN 1 Ngawi.
Teknologi virtual reality berbasis metavers merupakan penggabungan dunia nyata dengan dunia digital yang menghasilkan ruang virtual, dimana pengguna dapat berinteraksi dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti dunia nyata. Hal tersebut tentunya dapat menjadikan ruang kelas menjadi lebih imersif sehingga menciptakan ruang belajar virtual yang menarik dan menyenangkan.
Dokpri
Pada kegiatan tersebut Tim pengabdian UM memberikan materi tentang cara mengunduh, menginstal dan menggunakan aplikasi Firestrom Open Simulator yang merupakan platform metaverse, selain itu juga mengenal fungsi tools dan membuat objek 3D (model 3D) menggunakan aplikasi Blender, dan mempelajari cara memasukkan model 3D yang telah dibuat sebelumnya kedalam metaverse.
“Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas, sekaligus menyongsong hadirnya kurikulum merdeka di sekolah,” ujar Andi.
Dokpri
Kepala Sekolah SMKN 1 Ngawi, Bapak Lamijan, S.Pd., M.Si. mengucapkan terima kasih kepada para dosen, terutama yang bersedia menyelenggarakan pelatihan tersebut disekolahnya. Pelatihan ini, sangat bermanfaat untuk perkembangan SDM guru maupun peserta didik kedepannya. “Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada tim dosen UM, yang telah berkenan memberikan pelatihan dan pendampingan di sekolah ini. Harapan saya kedepan kerjasama ini terjalin dengan baik dan dapat memberikan pelatihan-pelatihan lain kedepannya demi kemajuan pendidikan di Indonesia,” tutur Lamijan.