Lihat ke Halaman Asli

Wisata Belanja Kampung Batik Kauman

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13529610911996351818

[caption id="attachment_223431" align="alignnone" width="640" caption="kopireng-ling.blogspot.com"][/caption] Berbicara batik di kota Solo tak akan ada habisnya mulai Kampoeng Batik Laweyan hingga Kampoeng Batik Kauman. Karena begitu kaya akan ragam batik , Walikota Solo baru-baru ini menyatakan rencananya untuk mendirikan museum bati dan Keris. Bahkan untuk keperluan itu, walikota telah memilih beberapa lokasi yang merupakan aset budaya. Kampoeng Kauman merupakan kampung kuno tempat pejabat agama Islam (dari yang berpangkat bupati sampai ke bawah Kaum) maka dinamakan Kauman. Kampung Kauman dikelilingi oleh Jl. Rajiman (Coyudan) bagian selatan dahulu pernah tinggal abdi dalem keraton yang bernama Ngabehi Secayuda, Jl Nonongan sebelah selatan ada yang bernama daerah Gerjen (dahulu tempat para penjahit dan desain baju kraton). Bagian utara Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan strategis kerajaan dan residen Belanda. Disamping itu dikelilingi tempat-tempat yang bersejarah seperti Gladak, Beteng, Slompretan (sekarang Pasar Klewer). Bahkan jaman dahulu term KA kuno berhenti di Kauman (sekarang Slamet Riyadi) sebagai salah satu tempat transit. Kauman dalam masa pergerakan perjuangan mempunyai tokoh - tokoh perjuangan seperti pendiri SI maupun Boedi Oetomo Surakarta seperti H Bakrie dan H Hizam Zaini yang aktif membantu SI (dalam Raja, Priyayi, dan Kawula, KuntawijayaOmbak, 2004). Kauman merupakan tempat saudagar batik yang mempunyai status di kraton yang pada umumnya status abdi dalem. Sehingga mempengaruhi khas produk batiknya yaitu batik tulis klasik motif/pakem dari kraton. Kampung Kauman dahulu disebut Pakauman merupakan tempat Pengulu Tapsir Anom, Ketib, modin, Ngulama dan kaum. Bahkan kaum di waktu pemerintahan PB IV telah memberlakukan peraturan khusus sebagai kampung bersih kejahatan. Merupakan kampung kuno yang memiliki seni dan kebudayaan khas maupun umum, seperti seni batik, seni hadrah, gamelan dan rumah arsitektur Jawa (Joglo) maupun kolonial Belanda bahkan ada gabungan arsitektur antara bentuk rumah Jawa dengan Belanda. Kampoeng Kauman jaman dahulu juga merupakan pemasok batik di kota Solo terutama kraton, bahkan meluas sehingga ke tanah air. Hal ini bisa dilihat dari sisi bentuk rumah jaman sekarang yang mempunyai tempat untuk produksi batik (pabrik) dan toko sederhana. Khas produk batik nya adalah batik tulis klasik motif kuno/pakem akan tetapi sekarang produk batiknya multiproduk, tetapi masih didominasi batik tulis klasik yang sudah dimodifikasi. Pada waktu jaman kejayaan batik Solo dahulu disekitar Kauman banyak berdiri toko Batik seperti di Daerah Coyudan, Nonongan, Slamet Riyadi dan bahkan rumah-ruamah di pemukiman. Produsen, pedangang batik dan kain di Kauman jaman dahulu seperti kel H. Bilal, H. Bakri, H. Abu Umar, H. Wongsodinomo, Priyo Margasa, H. Dasuki, Ibu Siti Suroso, Ibu Muhmudah Mawarni dan Lain-lain. Batik mereka disamping untuk konsumsi kraton juga dikirim ke seantero nusantara. Kampung kauman pada saat ini, lebih satrategis. Hal ini dikarenakan terletak di titik kota Solo yang bersandingan dengan berbagai pusat keramaian. Diantaranya Nonongan, Coyudan, Jl Samet Riyadi dengan gedung perbankan dan perdagangan yang menjulang tinggi. Dekat dengan pusat budaya keraton Surakarta Hadiningrat dan Alun-alun, dekat dengan pusat perdagangan tekstil terbesar di Jawa Tengah yakni pasar Klewer serta dikelilingi dengan berbagai gedung yang merupakan pusat aktifitas manusia seperti pertokoan, hotel dan lain-lain. Jika kita berkeliling di jalan-jalan utama di Kampoeng Batik Kauman kita akan menjumpai deretan bangunan kuno dan menyaksikan di kanan kiri berdiri galeri batik. Diantara Galeri batik yang dapat kita jumpai di beberapa ruas jalan Wijaya Kusuma, Jl Trisula, Jl. Hasyim Ashari dan Jl. Yos Sudarso adalah Batik Gunawan Setiawan, Batik Kaoeman, Batik Qisti Mas'adi, Batik Dakon Mas, Batik Sekar Melati, Rumah Mode Batik Sabrina, Batik Pratama, Batik Sekar Tadji, Mahendra Jaya Busana adat Jawi, Panama Taylor & Busana Jawi, Tisik Batik Halus Kartika, Batik Somokartosono, Batik Noer dan Ratu Batik. Cobalah anda berbelanja sembari menikmati pesona kejayaan masa lalu. Selamat berbelanja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline