Siang itu mentari terasa sangat menyengat. Perlahan Sinta mulai beranjak menuju keluar rumah menuju pohon seri yang menaungi teras rumahnya. Kemudian dia duduk di atas kursi panjang yang tersandar di batang pohon yang rindang. Terasa sangat nyaman menikmati semilir angin yang memainkan rambut panjangnya. Sesekali Sinta terlihat menyibakkan rambutnya yang menutupi paras cantiknya. suasana perumahan elit tempat tinggalnya cukup sepi saat itu. Di mana semua orang tengah sibuk mencari nafkah untuk memenuhi hasrat kehidupan. sementara sinta hanya duduk termangu menapaki hari setelah pengumuman kelulusan dari sekolahnya beberapa hari yang lalu.
Sinta adalah remaja yang tinggal di sebuah komplek perumahan yang berada dilereng bukit dekat dengan sebuah danau yang biru dan masih banyak ditumbuhi pohon liar disekitarnya. Sinta adalah putri tunggal buah kasih pak Ardy dan lucy. Pak Ardy Berkerja Di Kota Sebagai seorang pengawas bagian di sebuah pabrik. Sementara Bu Lucy adalah seorang penjahit pakaian yang membuka usaha rumah jahit berlokasi disekitar perkantoran di kota.
Karena telah merasa bosan akhirnya sinta pun bergegas kembali masuk ke dalam kamar dan melemparkan tubuhnya yang sintal ke atas tempat tidurnya yang empuk dan lembut. Mata bulat yang kecoklatan itu hampir terpejam karena mengantuk ketika tiba-tiba suara handphone miliknya berdering memecah kesunyian. Seketika itu juga Sinta mengambil handphonenya. Di lihatnya nomor yang tidak dikenal. Sinta lalu membiarkannya sejenak. Namun suara handphone itu berdering kembali hingga akhirnya Sinta pun memutuskan untuk menjawab telpon tersebut seraya berkata " hallo. Siapa ini ?". Lalu terdengar suara seoang pria yang tidak dikenalnya. " Hallo . Selamat siang. Apakah saat ini saya sedang berbicara dengan Sinta?". Sinta sendiri agak bingung dan heran. Ini siapa ya? batinnya berkata sendiri. Kemudian suara lelaki itu kembali terdengar, " Hallo Sinta, apa kamu masih disitu? ". sinta pun kembali terdiam karena disaat ini sudah banyak sekali kejadian kriminal yang menjerat mangsanya melalui handphone dengan modus orang asing yang berpura- pura akrab. Tetapi hal lain yang mengherankan adalah llelaki ini kenapa tau namanya dengan tepat? Tapi karena penasaran akhirnya Sinta memberanikan diri untuk mencari tau seraya bertanya. "Kamu ini siapa? Apakah kita pernah saling kenal sebelumnya?"
Lelaki itu pun langsung menjawab" Iya , kita pernah berkenalan. Apa kamu masih ingat satu bulan lalu saat kita duduk bersebelahan saat sedang mengantri di depan sebuah outlate fastfood yang berada di seberang SMA tempat kamu sekolah?". Lalu Sinta mengingat kejadian satu bulan lalu. Dan dia baru teringat pada seorang pemuda tampan yang saat itu duduk tepat disebelahnya karena terpaksa menunggu antrian panjang didepan outlet yang menjual fastfood yang sedang digemari para remaja saat ini.........(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H