Lihat ke Halaman Asli

Ambardewi

Pecinta seni, buku dan musik

"Healing Escape" dengan Berpuasa Media Sosial

Diperbarui: 1 Maret 2022   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pexel.com

Kecanggihan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Canggihnya teknologi di era 5.0 membuat manusia 'bermigrasi peradaban' berdampingan dengan internet. Ya, Internet of Thing (IoT). Era disrupsi semakin membuat manusia beradptasi dan merubah paradigma sejalan dengan kemudahan yang ditawarkan oleh berbagai pengembang aplikasi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dari moda transportasi, berbelanja kebutuhan pokok hingga maraknya penyedia aplikasi pinjaman online. Tetapi, diantara beberapa kemudahan yang disinggung sebelumnya, forum media sosial yang menjadi juara untuk mencari hiburan atau bahkan hanya mencari informasi yang sedang trend saat ini.

Dunia dalam genggaman sebagai tagline yang pas jika diibaratkan oleh atvitas manusia yang saat ini sangat mengandalkan kecanggihan teknologi, gadget dan juga jaringan internet yang memadai. Dikutip dari laman CNBC Indonesia, Pada Januari 2021, pengguna internet di Indonesia sebanyak 202,35 juta pengguna atau 76,8%. literasi digital Indonesia dari Kementerian Kominfo dan Katadata Insight Center. Salah satunya media sosial yang digunakan, Tiktok mengalami peningkatan dari 16,7% pada 2020 menjadi 29,8% tahun 2021.

Media sosial sangat beragam jenisnya, ada yang khusus untuk upload foto atau gambar, ada yang khusus untuk 'mencuit' atau memberikan 'insight' tertentu, ada yang khusus share video dan ada pula yang kombinasi dari keduanya. Bahkan yang sedang trend saat ini adalah menguplaod video dengan durasi tertentu.

Tapi tahukah anda, bahwa sejak pandemi Covid-19, minat dan kebutuhan masyarakat terhadap media sosial meningkat. Hal tersebut pasti berdampak positif dan negatif bagi Kesehatan mental hingga perilaku masyarakat yang sebagian besar mengkonsumi informasi dari media sosial. Dari data yang diambil dari jurnal tentang "Dampak Peggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Dan Kesejahteraan Sosial Remaja Dimasa Pandemi Covid-19" yang ditulis oleh Nila Zaimatus Septiana ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara  penggunaan  media  sosial  terhadap  kesehatan  mental  dan  kesejahteraan sosial remaja dimasa pandemi covid-19.

Meskipun penggunaan media sosial juga berdampak positif bagi penggunanya, namun hal tersebut juga tidak baik jika dilakukan secara berulang dan akan cenderung ketergantungan. Hal tersebut secara tidak langsung juga akan mengalami perspektif si pengguna terhadap apa yang mereka lihat di dunia maya, seperti halnya kekayaan, barang yang mahal, keberhasilan hingga hal-hal yang tidak seharusnya menjadi konsumsi publik. Bagi para penikmat media sosial yang apatis terhadap dampak jangka panjang yang disebabkan oleh bermedia sosial maka bisa jadi akan menimbulkan stress dan depresi.

Secara pribadi, ingin saya katakan bahwa self healing yang luar biasa adalah mampu mencintai dan berdamai dengan diri sendiri tanpa berusaha menyalahkan siapapun bahkan keadaan. Konteks cinta dan damai dalam hal ini merupakan hakikat filsafat yang harus kita temui dan maknai untuk dapat hidup lebih tenang dan lebih menerima. Selanjutnya, ada baiknya kita mengurangi candu media sosial dengan cara 'berpuasa media sosial". Saya pribadi telah melakukannya kurang lebih 2 tahun terakhir. 

Saya memulainya dengan membatasi konsumsi media sosial dalam satu hari hanya selama 2-3 jam saja. Dan itupun saya bagi antara pagi, siang dan malam. Pagi adalah agenda wajib untuk melihat email dan meihat adakah pesan yang belum terbaca. Setelah itu, prioritas saya bukanlah pada media sosial tetapi lebih fokus pada aplikasi komunikasi dan aplikasi pembaca buku online.

Pada intinya, self healing yang paling mudah kita lakukan adalah mencoba membatasi apa yang dapat kita kontrol untuk masuk kedalam pikiran kita. Salah satunya adalah membatasi penggunaan media sosial dan mengalihkannya kepada hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, bertemu seseorang untuk berkomunikasi secara nyata atau menulis dan mengabadikannya kedalam platform digital publik atau milik pribadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline