Lihat ke Halaman Asli

Ambardewi

Pecinta seni, buku dan musik

Buku dan Budaya Literasi

Diperbarui: 7 Juli 2018   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tobolka.ru

Buku. Kata ini mengingatkanku kepada sebuah benda yang sannngggaaaat membosankan. Bahkan, kira-kira semasa sekolah dasar (SD) dulu, paling malas kalau guru menyuruh kita untuk membaca, apalagi merangkum. Wahhhh,,, bisa-bisa dapat jatah pulang paling akhir. Karena waktu itu, siapa yang berhasil merangkum satu bab saja dan dikumpulkan, baru boleh pulang. hehe..

Tidak mengherankan, dewasa ini banyak sekali komunitas pembaca buku yang bertebaran di seluruh dunia. Dengan membawa misi untuk membudidayakan literasi. Bahkan di Indonesia sendiri, melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti, menganjurkan siswa untuk membaca buku terlebih dahulu selama 15 menit sebelum pelajaran sekolah.

Hal ini merupakan salah satu langkah yang diambil Pemerintah dalam rangka menumbuhkan minat baca di negara kita. Karena sesuai data yang dihasilkan oleh UNESCO yang melakukan survey di tahun 2012 terkait minat baca di 61 negara, Indonesia hanya 0,001 persen atau menempati peringkat kedua terendah dari total negara yang disurvei.

Untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan generasi muda, pastinya kita tidak lepas dari pembahasan tentang sebuah buku. Diantaranya ada cerpen, novel, ensiklopedi, buku ajar, komik, biografi dan masih banyak lagi. Tidak salahnya, kita mengenal lebih dalam asal mula buku itu dan apa manfaatnya. Semoga dengan mengenal lebih dalam, kita bisa meningkatkan budaya literasi secara mandiri.

The chamber of secrets

Sejarah buku  

Tahu ga sih,,, konon, buku pertama kali lahir di Mesir sekitar tahun 2400-an SM setelah berhasil menciptakan kertas papirus (Cyperus papyrus) yaitu sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas di jaman kuno. Bentuk buku dulunya kertas yang digulung. Ada pula yang menyatakan buku sudah ada di jaman Budha di Kamboja dan wahyu yang turun dari Sang Budha ditulis di atas daun lho... baru berabad- abad kemudian, para cendekiawan Tiongkok menuliskannya di atas lidi. (Masih ingat khan, kalau di film mandarin, pernah melihat tulisan di atas lidi)

Baru di tahun 200-an SM, bangsa Tiongkok (seseorang yang bernama Tsai Lun), berhasil menciptakan kertas dari bahan bambu, lalu oleh pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas tersebut dari Tongkok menuju Eropa di awal abad ke-11.

Naah,, hingga kini, kertas yang disusun menjadi sebuah buku yang kita nikmati, merupakan hasil dari revolusi kertas yang dulunya berat dan tidak tahan lama.

"Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."

 Mohammad Hatta

Jenis buku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline