"Kebenaran dan keadilan hanyalah dapat dicapai dengan perjuangan yang sehebat-hebatnya, ikhtiar dan usaha yang seulet-uletnya, pencerahan jiwa raga yang semutlak-mutlaknya, pengorbanan kalau perlu yang seikhlas-ikhlasnya. Inilah kepercayaan kita... " - pidato Sukarno, Yogyakarta 17 Agustus 1948.
Hari itu Sabtu siang dan masih masuk liburan Nataru. Kucek jalanan Jakarta cukup lengang di beberapa titik. Wah kayaknya warga Jakarta lagi asyik liburan ke luar kota nih. Sama seperti mereka, aku juga terkena hawa liburan, sehingga memutuskan untuk bergabung dengan acara Bacot Buku sekaligus tur koleksi Arsip Pendiri Bangsa, Pak Sukarno yang diadakan di Gedung Arsip Nasional.
Saat itu tidak banyak calon penumpang di Stasiun Commuter Line Tanjung Barat. Sudah beberapa waktu aku tidak naik dari stasiun ini. Rupanya sudah ada beberapa perubahan di stasiun ini.
Jembatan di stasiun ini agak lama diperbaiki sehingga calon penumpang menyeberang dengan bantuan satpam menuju stasiun. Tapi kini jembatan kokoh nan megah telah kembali terhubung. Ada juga eskalator dan tangga yang menghubungkan jalur satu dan dua. Bangku untuk menunggu kereta juga lebih manusiawi. Namun memang masih ada pembenahan di dalam stasiun dan belum rapi.
Tak lama kereta pun tiba. Dalam kereta masih banyak bangku kosong, sehingga aku bisa duduk nyaman hingga tiba di tujuan.
Lokasi Gedung Arsip Nasional ada di Jalan Gajah Mada No 111, Krukut, Pinangsia. Dulu aku sering melewati kawasan ini ketika menuju Halte Harmoni dengan bus TransJakarta. Namun ini kali pertamaku naik KRL.
Aku memutuskan turun di Stasiun Sawah Besar. Ini kali keduaku turun di stasiun ini, dulu pernah turun di sini ketika ada acara nobar KOMiK di Paragon XXI. Aku masih asing dengan tempat dan suasana sekitarnya.
Di peta jarak antara Stasiun Sawah Besar dan Gedung Arsip Nasional hanya berkisar 1,8 kilometer. Durasi perjalanan kuperiksa sekitar 25 menitan. Wah masih cukup waktu hingga acara dimulai. Aku pun memutuskan berjalan kaki.