Musim hujan telah hadir. Kini hampir tiap siang, langit telah mendung, dan kemudian langit mengirim gerimis. Hawa yang sejuk membuat makanan berkuah yang hangat pun kemudian dicari.
Saat itu aku terjebak hujan badai. Selama 90 menitan aku hanya bisa termangu di stasiun LRT. Hujan angin membuat air masuk ke sela-sela dinding dan atap. Aku menyibukkan diri dengan membaca buku secara daring sambil sesekali melihat kondisi cuaca.
Setelah hujan reda, perut terasa lapar. Dalam perjalanan ke rumah, aku singgah ke Soto Mie Bogor Kerasa.
Aku langsung memesan seporsi soto mie campur dengan nasi separuh dan teh manis hangat. Sepatuku agak basah dan aku sempat kehujanan, sehingga ingin menyeruput sesuatu yang hangat.
Soto mie Bogor ini menjadi langgananku karena rasanya sedap dan harganya hemat. Dengan mengeluarkan uang Rp21 ribu aku sudah bisa menyantap nasi soto dan menyeruput teh manis hangat.
Tempatnya memang relatif sederhana. Namun tak apa-apa yang penting bersih dan nyaman. Saat itu aku sendirian di dalam kedai, namun kemudian beberapa pengunjung membeli untuk dibawa pulang.
Soto mie ini di dalamnya terdiri dari soun, mie kuning, potongan risol, potongan tomat, beserta potongan daging sapi dan jerohan seperti kikil dan paru. Kutambahkan sari jeruk nipis dan sambal ke dalam kuahnya.
Aku menikmati setiap suapan dengan rasa syukur. Akhirnya aku bisa pulang dan bisa menyantap soto mie yang sedap.
Kuah yang hangat dan kaya bumbu membuat tenggorokan terasa hangat. Soun dan mie kuning beserta risol mengenyangkan, apalagi dicampur nasi porsi setengah.
Risolnya enak, dagingnya empuk dan cukup banyak, dan irisan tomatnya membikin segar. Perutku mulai terasa penuh dan kenyang. Segelas teh manis hangat membuat semangat dan tenagaku pun pulih. Aku pun pulang berjalan kaki dengan berpayung karena hujan mulai kembali mengguyur.