Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Mencoba Lagi Menulis Tiap Hari

Diperbarui: 29 Mei 2024   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya tak mudah mencoba kembali menulis tiap hari (sumber gambar: pexels/Vlada Karpovich) 


Sudah lebih dari setahun aku meninggalkan kebiasaan menulis setiap hari di Kompasiana. Awalnya aku merasa tak punya waktu untuk menulis saat itu. Lalu keesokan harinya, aku merasa sibuk dan tak punya gagasan. Esok harinya lagi aku merasa belum punya data cukup untuk membuat tulisan. Demikian seterusnya, hingga aku menanggalkan kebiasaan menulis setiap harinya. Tapi kini aku mulai belajar lagi untuk konsisten menulis.

Sebenarnya aku masih rajin menulis di blog pribadi. Di blog tersebut, aku juga menulis tiap hari. Sehingga tahun-tahun lalu aku menulis dua artikel setiap harinya. Pernah juga ada masa-masa aku menulis di tiga tempat setiap harinya. Entah bagaimana aku bisa produktif menulis saat itu. Aku yang sekarang jadi takjub dengan diriku pada masa lalu.

Memulai kebiasaan itu ternyata sulit. Ada kalanya aku merasa bingung dengan apa yang akan kutulis saat ini.

Masalah kedua soal waktu. Ada kalanya aku baru sempat menulis menjelang tidur. Itupun harus berkejaran dengan waktu yang mendekati tengah malam.

Tapi kemudian aku mencoba menikmati proses ini. Kubiarkan saja gagasan dan prosesnya mengalir.

Aku akan menulis apa saja yang melintas di benakku. Bisa  tentang film, buku, kucing, isu yang sedang hangat, atau cerita ke sana ke sini tanpa konsep seperti yang kubuat saat ini.

Dulu aku mematok satu tulisan minimal 500 kata. Belakangan kubiarkan saja tangan dan hatiku memutuskannya. Jika sudah merasa cukup dan lelah, maka sudahi saja. Namun, jika masih ada yang ingin kubagikan maka kubiarkan jemariku terus mengetik hingga aku merasa lega.

Ya, ada semacam kelegaan dan kepuasan setiap kali aku bisa memenuhi tekadku untuk konsisten menulis. Aku merayakan pencapaianku tiap hari dengan tersenyum lega.

Menulis memang bisa untuk mengungkapkan gagasan, menyalurkan perasaan, juga mencairkan ketegangan pikiran. Selama menulis, sel-sel otakku terus bekerja, hal ini bisa meminimalkan risiko demensia.

Aku mencoba terus menulis hingga ada kalanya aku merasa kering gagasan dan jemariku enggan kupaksakan untuk mengetik ini itu. Tapi untuk menciptakan kebiasaan maka perlu pengorbanan, bukan?!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline