Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

"Kembalilah dengan Tenang", Angkat Isu Krisis Lahan Pemakaman

Diperbarui: 26 Mei 2024   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makin terbatasnya lahan pemakaman dan praktik komersialisasi berlebihan dari lahan pemakaman menjadi isu film pendek berjudul Kembalilah dengan Tenang (sumber gambar: Arsip FFI) 

Makin terbatasnya lahan pemakaman dan praktik komersialisasi berlebihan dari lahan pemakaman di kota menjadi isu utama yang diangkat oleh film pendek berjudul Kembalilah dengan Tenang. Film pendek garapan M. Reza Fahriyansyah ini meraup sejumlah penghargaan, salah satunya nominasi Festival Film Indonesia tahun 2019.

Kembalilah dengan Tenang bercerita tentang kematian mendadak Agung yang membuat bingung kedua orang tuanya, Santoso (Ernanta Kusuma) dan Wati (Very Handayani). Santoso ditemani Bowo (Banyu Bening) berkeliling Yogyakarta mencari lahan pemakaman. Sementara istrinya dan saudarinya, Uut (Siti Fauziah) sibuk menata tempat untuk para pelayat dan menyiapkan prosesi pemakaman.

Proses pemakaman terus tertunda karena Santoso tak kunjung menemukan lahan pemakaman yang sesuai dengan bujet. Sementara waktu terus memburu. Hingga pengurus sebuah lahan pemakaman mengusulkan untuk memakamkan secara menumpuk, yaitu di liang lahat yang sudah ada isinya. Ia beralasan makam tersebut tak pernah lagi dikunjungi keluarganya. Santoso bingung memutuskan, sementara matahari makin tinggi.

Setelah jenazah tiba di rumah, mereka bingung mencari lahan pemakaman (sumber gambar: arsip Festival Film Indonesia

Film Kembalilah dengan Tenang ini menggambarkan kondisi nyata yang dialami warga di kota-kota besar. Ada kondisi darurat lahan pemakaman. Lahan pemakaman di berbagai daerah semakin terbatas. Sementara lahan pemakaman yang dikelola swasta memiliki tarif melambung. Lantas apa yang harus dilakukan?

Film pendek ini tidak memberikan solusi tentang hal tersebut. Film sepanjang 25 menitan ini hanya menyampaikan kondisi dan permasalahan yang kiranya patut dipikirkan dan dicarikan solusinya oleh setiap pemerintah daerah.

Film ini sendiri terbilang memiliki tema yang relevan dengan kondisi di masyarakat. Film ini juga unik. Pasalnya, bagian penyelesaiannya tidak terduga. Mengejutkan namun juga segar.

Dalam film yang naskahnya digarap oleh Aprilingga Dani dan M. Reza Fahriyansyah ini dinampakkan rumah susun untuk menggambarkan status sosial dari keluarga Agung.

Juga ada Ketua RT yang membantu urusan banyak warga, termasuk urusan ketika ada warganya yang berduka. Gambar-gambar lainnya adalah di berbagai lahan pemakaman, dari yang milik keluarga ataupun lahan pemakaman yang sifatnya komersial.

Ernanta Kusuma adalah aktor Yogya yang sering tampil di film pendek maupun film panjang. Ia sering memainkan peran sebagai bapak paruh baya yang berduka. Ia memang pas memerankan karakter dengan desain seperti itu. Film ini salah satu penampilan terbaik dari mendiang Ernanta Kusuma. 

Bu Tejo alias Siti Fauziah di sini berperan sebagai sosok yang sabar (sumber gambar: Kompas.com) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline