Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Persona

Diperbarui: 10 Januari 2024   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berinteraksi dengan orang asing, aku memilah persona yang ingin kukenakan (sumber gambar: dokumentasi pribadi) 

Ketika bepergian sendirian naik kereta ataupun bus, aku kadang-kadang cemas dengan rekan sebangkuku. Seringkali aku berharap duduk sendirian, tidak punya teman sebangku.

Ketika harapanku tak terwujud dan kursi di sebelahku terisi, aku pun melakukan analisis sederhana. Analisis ini membantuku menentukan sikap apakah aku perlu bersikap waspada atau bersikap santai apa adanya terhadap orang asing tersebut.

Jika ia sama-sama perempuan dan nampak ramah, aku pun mengendurkan kewaspadaanku. Aku mengenakan personaku sehari-hari. Andaikata ia bertanya ini itu, akan kujawab dengan jujur apa adanya.

Beberapa kali aku menemukan rekan perjalanan yang menyenangkan. Kami pun berbagi camilan yang kami bawa dan ngobrol akrab seperti kenal sudah lama. Kami berpisah seperti kawan lama. Bedanya, aku tak pernah lagi bertemu dengan mereka. Frekuensi pertemuan berikutnya sangatlah tipis.

Ketika rekan perjalananku terlalu menyelidik atau membuatku merasa tak nyaman, aku pun memilah-milah persona yang ingin kukenakan. Aku bisa saja memakai persona irit bicara dan menjawab pendek-pendek. Jika ia peka, maka ia akan segera sadar bahwa aku malas menanggapinya.

Atau, kukenakan topeng sosok rekaanku. Ia bisa siapa saja. Agar lebih meyakinkan, aku mengenakan topeng dari kombinasi beberapa orang yang kukenal.

Ada kalanya aku menemukan rekan sebangku yang cerewet dan perlu teman curhat. Ia akan bercerita apa saja kepadaku. Aku hanya mengangguk-angguk dan berkomentar singkat, sambil berupaya menyembunyikan kebosananku. Ketika pembicaraan semakin menjemukan, aku segera mencari cari untuk kabur dengan sopan.

Memilah-milah persona jadi semacam penolong ketika aku melakukan perjalanan seorang diri. Aku bisa jadi A, aku juga bisa menggunakan topeng B.

Tapi menggunakan topeng itu melelahkan. Karenanya aku hanya ingin duduk sendirian di bus ataupun kereta, melamun dan menikmati panorama dari balik jendela.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline