Jaman dulu museum dikenal dengan bangunan yang sepi, suram, dan seram. Namun kesan itu sirna apabila mengunjungi kompleks Museum Indonesia yang terletak di dalam Taman Mini Indonesia Indah. Bangunan museum ini dikelilingi taman yang asri dan dirawat dengan baik. Pengunjung pun betah berfoto-foto, duduk-duduk, dan berkeliling melihat-lihat koleksi museum.
Suatu ketika aku ingin berkeliling museum diTMII sendirian. Saat itu masih pagi dan aku lihat pengunjung yang datang berombongan lumayan banyak.
Setelah kereta keliling berhenti di aula kedatangan, aku memperhatikan peta yang dipajang di bagian depan. Ada belasan museum di TMII, aku ingin berkeliling ke Museum Indonesia.
Museum Indonesia banyak mengadopsi arsitektur gaya Bali. Dari pintu gerbang, bentuk bangunan, seni ukir, dan patung-patungnya, banyak terpengaruh oleh budaya Bali dengan mengambil kisah populer seperti Ramayana, di mana bisa dilihat dari patung pasukan kera di halaman.
Kulihat ada banyak pengunjung yang antri berfoto di gerbang masuk. Lalu ada beberapa pengunjung asyik bersantai di gazebo. Ada juga yang berpose dengan latar belakang taman dan kolam. Halaman museum ini memang asri dan indah, dengan nuansa Bali.
Bangunan museum kental dengan nuansa Bali. Ada ukiran dan relief. Relief menggambarkan pertempuran melawan bangsa raksasa seperti dalam kisah Ramayana. Ada juga relief tentang gamelan. Tak kusangka bangunan museum yang anggun dan megah ini telah berusia empat dekade. Museum Indonesia diresmikan tahun 1980.
Museum ini menghapus anggapan museum yang sepi dan membosankan. Ada saja pengunjungnya , baik muda maupun tua. Kuperhatikan Ada rombongan wisatawan dari Korea yang asyik mendengarkan penjelasan pemandu tentang keragaman topeng nusantara (cerita pernah kutulis di sini). Ya, Museum Indonesia rajin mengadakan pameran tematik, sehingga pengunjung selalu merasakan Ada sesuatu yang baru.
Museum ini terdiri dari tiga lantai yang selaras dengan falsafah Bali, Tri Hita Karana, yakni memelihara hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Lantai dasar berisikan koleksi tentang serba-serbi Indonesia, berbagai kerajinan dan temuan unik purbakala, juga pameran tematik. Lantai dua berisikan koleksi pakaian adat dari berbagai daerah, juga cerita tentang kain tenun nusantara. Nah, di lantai ketiga ada cerita tentang pohon hayat dan juga tentang rencana IKN.
Di lantai dasar, koleksi yang membuatku berlama-lama menikmatinya adalah lukisan di atas kaca yang menggambarkan peta Indonesia dengan hewan mistis nusantara berupa ular naga dan burung garuda. Kedua hewan ini memiliki makna simbolis, melambangkan ibu pertiwi dan bapak angkasa.