Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Cerita Kehidupan Suku Bajo dalam Laut Bercermin

Diperbarui: 7 Desember 2023   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster film The Mirror Never Lies (Lautan Bercermin). (Dok VIU via tribunnewswiki.com

Tayung selalu menggunakan bedak masker ketika beraktivitas. Bedak tersebut dibuat dari beras dan campuran lainnya yang dihaluskan, lalu dioleskannya ke wajahnya. Rupanya bedak tersebut bukan hanya berfungsi sebagai tabir surya, melainkan tanda bahwa ia sebagai perempuan suku Bajo sedang berduka. 

Cerita Tayung dan kehidupan suku Bajo di Wakatobi tersaji dalam film Laut Bercermin (The Mirror Never Lies).

Tayung (Atiqah Hasiholan) berduka karena suaminya tak kunjung pulang dari melaut. Awalnya ia terus menanti dan menanti. Namun lama kelamaan ia pasrah dan merelakannya. 

Tayung selalu mengenakan bedak tebal sebagai tanda ia masih berduka karena kehilangan suaminya (sumber: Cosmopolitan Indonesia) 

Ia kemudian menghidupi dirinya dan putrinya, Pakis (Gita Novalista) dengan mencari teripang dan menjualnya ke pasar. Saat seorang peneliti biota laut, Tudo (Reza Rahadian) datang ke perkampungan mereka, tetua adat memberikan keputusan agar ia menyewa kamar milik Tayung.

Cerita keluarga Tayung kemudian digerakkan oleh konflik yang dialami putrinya semata wayang. Pakis terobsesi dengan ritual cermin. Konon cermin dapat memunculkan sesuatu yang mereka harapkan. Ia penasaran kapan bayangan ayahnya muncul dalam cermin tersebut.

Pakis terobsesi dengan cermin. Ia ingin melihat bayangan ayahnya dalam cermin (sumber: alchetron.com) 

Sebuah Cerita yang Kental dengan Unsur Tradisi Suku Bajo

Suku Bajo berasal dari Sulawesi. Ada yang menyebut mereka berasal dari Togean, Sulawesi Tengah, ada juga yang menyebut suku Bajo berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Namun, ada pula sumber yang menyebutkan suku Bajo atau suku Bajau berasal dari Filipina bagian selatan.

Suku Bajo sejak dulu dikenal sebagai nelayan dan pengembara laut yang ulung. Anak-anak saja sudah tangkas berperahu. Selain piawai melaut dengan perahu dan pandai membaca tanda-tanda alam yang membantu mereka melakukan navigasi di lautan, mereka juga rata-rata memiliki kemampuan menyelam yang sangat unggul. Mereka bisa menyelam tanpa bantuan alat sampai 70 meter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline