Berbicara tentang wayang, salah satu bagian dari wayang yang banyak dipertunjukkan di nusantara adalah pertunjukan wayang topeng. Wayang ini dimainkan dengan para penari yang menggunakan topeng. Cerita yang kerap dibawakan adalah dongeng asli nusantara yang terkenal hingga ke mancanegara, yaitu kisah cinta Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji alias Galuh Candra Kirana.
Kesenian wayang topeng sejatinya sudah ada beratus-ratus silam di Jawa Timur. Kesenian ini mulai hadir sebagai bagian ritual keagamaan pada masa Kanjuruhan dipimpin Raja Gajayana. Selanjutnya pada masa Airlangga, wayang topeng menjadi sebuah pertunjukan seni. Nah, pada masa Raja Kertanegara memimpin Singosari, wayang topeng mulai menggunakan cerita Panji yang memang berlatar di Jawa Timur yaitu Janggala atau Kahuripan dan Kadiri.
Wayang topeng Panji kemudian menyebar pada masa akhir Majapahit ke berbagai daerah di nusantara dan mancanegara, hingga ke Kamboja dan Thailand. Wayang topeng ini punya ciri khas masing-masing disesuaikan dengan daerahnya, cerita Panji pun juga mengalami perkembangan dan banyak variasi, seperti Keong Mas, Ande-ande Lumut, dan sebagainya. Namun inti ceritanya tetap hubungan asmara antara Panji dan Candra Kirana. Wayang topeng Panji kemudian memiliki berbagai bentuk topeng dan cerita, ada gaya topeng Malang, gaya Cirebonan, gaya Betawi, gaya Surakarta, dan gaya Yogyakarta.
Saling populernya cerita Panji, wujudnya kemudian juga bukan hanya diceritakan dalam bentuk wayang topeng melainkan juga bentuk wayang lainnya seperti wayang beber, wayang gedog, wayang kulit, wayang golek, dan wayang klitih. Alhasil kemudian UNESCO memasukkan cerita Panji sebagai Memory of the World (warisan ingatan dunia) pada tahun 2017.
Oh iya apa sebenarnya makna dari wayang topeng? Menurut kamus besar bahasa Indonesia, wayang topeng adalah "pertunjukan wayang dengan para pelakunya memakai topeng". Wayang biasanya memiliki dalang, nah wayang topeng Panji juga mempunyai dalang yang bertugas mengatur jalan pertunjukan dan membawakan narasi.
Nah kebetulan bulan lalu saya bertandang ke Museum Indonesia di TMII. Di sana sedang ada pameran wayang topeng. Sebagian topeng merupakan topeng yang umum digunakan dalam pertunjukan wayang topeng Panji.
Dikutip dari narasi di papan informasi pameran, wayang topeng Panji Asmarabangun memiliki cerita yang kaya nilai-nilai kehidupan, pesan moral, dan kebijaksanaan. Dalam cerita Panji, ada tokoh kesatria dan para bangsawan, ada pertapa, abdi dalem, dan juga para tokoh antagonis. Warna topengnya berwarna-warni, bentuknya juga variatif.
Ada tiga tokoh abdi dalem gaya topeng Malangan, yaitu Doyok, Bancak, dan Emban Dawolo. Tokoh Doyok memiliki topeng hitam dan alis miring. Topeng Emban Dawolo berwarna kuning, dengan sisir di kepala, mata lebar, dan mulut terbuka. Sedangkan topeng Bancak berwarna putih dengan hidung besar bulat. Ketiga abdi dalem ini lucu dan pandai menghibur tuannya. Karakter di topeng Malangan sangat banyak dan ekspresif, karakter lainnya ada Lembu Sura yang menyerang Panji di hutan, Kolo Tekik yang jahat, dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan gaya Malangan, gaya Cirebonan untuk Panji disebut Topeng Panca Wanda karena ada lima karakter utama, Panji dan Rumyang (Candra Kirana), lalu juga ada Samba (Raden Gunungsari), Tumenggung, dan Klana. Bentuk topengnya berbeda dengan gaya Malangan, tidak ada abdi emban. Gaya Yogya lain lagi, nampak lebih dekoratif dan halus.Gaya Betawi terinspirasi dari gaya Cirebonan.
Menarik ya melihat berbagai bentuk wayang di Indonesia. Jenisnya bukan hanya wayang kulit melainkan sangat beragam, termasuk wayang topeng. Semoga setelah peringatan Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November lalu makin banyak generasi muda yang mengenal dan mencintai wayang.