Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Bikin Buku Film, Produksi Film, dan Aktivitas Lainnya Bareng KOMiK

Diperbarui: 13 Agustus 2023   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah KOMiK edisi perdana (KO-Magz) juga tersedia di Perpusnas (sumber gambar: Perpusnas) 

Apakah bisa KOMiK memproduksi film sendiri?! Pertanyaan itu pernah menghinggapi benak ini. Entah sejak kapan aku jadi bermimpi suatu ketika KOMiK bisa bikin film sendiri. Tapi ternyata satu-persatu mimpi itu terealisasi. 

Selama sembilan tahun, KOMiK tumbuh secara dinamis. Dari yang sekadar komunitas yang anggotanya hobi nonton dan membuat ulasan film, kemudian kegiatannya makin melebar dan bervariasi meski masih disatukan dengan kecintaan terhadap film. 

Ketika masih menjadi anggota alias Komiker, aku sudah menikmati aktivitas kumpul-kumpul, bertemu aktor aktris Thailand, dan nonton bareng. Tapi, berbeda ketika kemudian aku dipercaya sebagai admin. Aku kemudian melihat bahwa banyak hal yang potensial dari sebuah komunitas film. 

Industri film di Indonesia sendiri tergolong besar untuk kawasan Asia Tenggara. Mungkin bisa disejajarkan dengan industri film Thailand. Namun, untuk kawasan Asia, menurutku pamor film Indonesia masih relatif kalah dengan film dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Iran. 

Melihat hal tersebut, kemudian lahirlah visi KOMiK, selain sebagai wadah nonton bareng dan menulis ulasan film, KOMiK juga berkeinginan untuk berkontribusi mempromosikan dan membantu mengangkat industri perfilman nasional.  Tak muluk-muluk, kami mulai dari hal kecil dulu yakni membuat ulasan film. 

Nobar film bareng KOMiK itu menyenangkan  (dokpri) 

Ulasan film itu penting bagi ekosistem perfilman, namun bukan berarti ulasan film isinya hanya menyanjung-nyanjung sebuah film, melainkan akan lebih baik jika isinya opini penonton apa adanya. Dengan demikian apabila filmnya dianggap kurang bagus oleh penonton, maka pembuat film bisa meningkatkan kualitas filmnya. 

Dari membuat ulasan film, kemudian terbit keinginan untuk membuat buku berkaitan dengan perfilman, khususnya film Indonesia. Sudah ada empat buku perfilman, dari Sinema Indonesia Apa Kabar, Kumpulan Naskah Film Pendek, Sejarah dan Perjuangan Bangsa dalam Bingkai Sinema, serta Perempuan dan Sinema. Lalu juga ada majalah perfilman bernama KO-Magz yang hadir sebanyak 36 edisi selama tiga tahun, yakni sejak 2020 hingga 2023. Keberadaan kedua jenis pustaka ini untuk mengisi belum banyaknya buku-buku berkaitan dengan perfilman, khusunya film nasional. 

Kemudian entah bagaimana KOMiK mulai bereksperimen untuk membuat film pertama. Film Jagaditta adalah proyek film eksperimental pertama tentang lingkungan. 

Nonton layar tancap juga seru (dok bang Rahab) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline